Jakarta (ANTARA) - Sutradara Hanung Bramantyo mengungkapkan penggarapan film "Miracle in Cell No.7", yang merupakan remake atau adaptasi dari film berjudul sama asal Korea Selatan, lebih menantang dari yang pernah dia garap sebelumnya. Pembuatan adaptasi dari film membawa beban yang lebih berat sebab penonton sudah mengetahui alur cerita, aktor, dan visualisasi dari film aslinya.
"Saya mengadaptasi dari film. Kalau film kan orang lihatnya gambar, jelas. Jadi aktornya seperti apa dan adegannya seperti apa, itu tergambar jelas," kata Hanung saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
"Tapi kalau novel, orang berbeda persepsi kan wajar. Minke (tokoh di 'Bumi Manusia'), misalnya. 10 pembaca di Indonesia pasti mereka membayangkan 10 Minke di kepalanya. Tapi film kan enggak, gambarnya jelas. Artinya kalau saya tidak lebih bagus dari itu (film sebelumnya), habis lah," sambungnya.
Hanung menambahkan, berbeda dengan film adaptasi novel, pendapat mengenai film remake dari film yang sudah ada akan sulit didebat.
Meski demikian, Hanung bersyukur dirinya dikelilingi oleh tim produksi yang kompeten dan dibantu oleh sinematografer Yunus Pasolang dan art director Frans Faat sehingga film dapat dikemas dengan baik.
"Mereka dua insinyur visual yang menurut saya luar biasa. Teman-teman bisa melihat trailer-nya seperti apa, kekuatan sinematik itu ternyata penting sekali. Saya beruntung bisa dikawani oleh Yunus dan Frans," tutur Hanung.
Hanung juga memuji para aktor dalam film garapannya itu. Ia menilai Vino G. Bastian, Indro Warkop, Bryan Domani, Indra Jegel, Tora Sudiro, dan yang lainnya mampu memerankan karakter mereka dengan baik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hanung Bramantyo sebut produksi "Miracle in Cell No.7" lebih menantang

Komentar