Miracle School hadir di Batam

id autis, miracle school batam, anak berkebutuhan khusus

Miracle School hadir di Batam

Ketua Yayasan Cendikia Aqilla memberikan nasi tumpeng kepada salah seorang tenaga pengajar Miracle School. Miracle School merupakan sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang berada di Tiban Indah komplek BKKBN Blok L Nomor 12 Kota Batam. (Antaranews Kepri/Messa Haris)

Miracle School Batam menyediakan sensori integrasi, fasilitas okupasi dan lainnya yang dibutuhkan anak-anak autis

Batam (Antaranews Kepri) - Miracle School hadir di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau untuk membantu para orang tua yang memiliki anak autis dalam memberikan pendidikan sehingga mampu bersaing dengan anak-anak normal lainnya.

Ketua Yayasan Cendikia Raqilla, Hendra Kurniawan, di Batam, Sabtu, mengatakan latar belakang pihaknya mendirikan sekolah tersebut karena minimnya sekolah bagi anak berkebutuhan khusus di Kota Batam.

"Saya memiliki anak yang berkebutuhan khusus yaitu autis dan tidak banyak sekolah bagi anak-anak autis. Karena itu kami memberanikan diri untuk membuka sekolah ini," katanya.

Hendra mengatakan dengan diresmikannya Miracle School diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam pendidikan terutama bagi anak-anak autis.

Ia mengatakan, anak berkebutuhan khusus terutama autis, secara lahiriah terlihat sama dengan anak-anak umumnya. Namun mereka berbeda saat melakukan interaksi sosial serta dalam tingkat pemahaman terhadap kegiatan dan kebutuhan sehari-hari.

"Dari sisi inteligensia juga sangat kasuistis, karena itu sekolah kita tenaga pengajar merupakan sarjana dari program pendidikan luar biasa," katanya.

Ia menjelaskan, Miracle School Batam juga memiliki tenaga pendidik dari program studi lain yang juga dibina di Miracle School di Jakarta untuk bagaimana menangani anak berkebutuhan khusus.Sehingga, para tenaga pengajar tidak hanya cakap di teori tapi juga praktek.

Dari segi fasilitas, Miracle School Batam menyediakan permainan disesuaikan dengan anak-anak berkebutuhan khusus.

"Kita menyediakan sensori integrasi, fasilitas okupasi dan lainnya yang dibutuhkan anak-anak autis," katanya.

Sementara itu Kepala Sekolah Miracle School Kota Batam, Eli Yarnita, mengatakan tempat pendidikannya mulai aktif pada Senin (1/10). Saat ini lanjutnya sudah ada 10 siswa yang akan mendapatkan pembelajaran di Miracle School Kota Batam.

"Sekolah ini tingkatnya masih TK dan kita menerima siswa mulai usia dua hingga tujuh tahun," katanya.

Eli mengatakan seluruh ruang belajar dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga dapat memberikan kenyamanan anak saat proses belajar mengajar.
Pihaknya akan membantu para orang tua yang tidak mampu dan memiliki anak berkebutuhan khusus agar dapat menimba ilmu di Miracle School.

"Tapi yang benar-benar tidak mampu," ujarnya.

Ketua Yayasan Cita Kasih Bangsa, Harjono, mengatakan pendirian Miracle School di Indonesia diawali dari beban yang dirasakannya.
Menurutnya banyak anak-anak berkebutuhan khusus tidak mendapatkan tempat pendidikan umum.

"Saya ingin mereka (anak-anak berkebutuhan khusus) bisa mandiri, bertanggungjawab dan berkontribusi di lingkungan sekitar," katanya.

Kata Harjono, anak-anak berkebutuhan khusus memerlukan penanganan, perhatian dan bimbingan khusus. Saat ini lanjutnya, Miracle School di Jakarta memiliki sekitar 100 siswa.

"Di Batam ini tadi katanya baru 10 murid dan di sini informasinnya banyak anak-anak autis tapi sekolahnya masih terbatas," katanya.

Harjono berharap dengan hadirnya Miracle School di Kota Batam bisa menjadi alternatif para orang tua untuk anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus.

"Fasilitasnya cukup lengkap, ruang kelas ber AC, ada ruang sensor integrasi di mana anak-anak dilatih motorik dasarnya untuk ketahanan tubuh," paparnya.

Serta ruang bermain di dalam dan luar ruangan. Miracle School kata Harjono menyediakan ruang pertemuan bagi orang tua murid agar bisa saling berbagi pengalaman mengenai anak-anak mereka.

"Di Batam ini siswa yang paling tua itu usianya tujuh tahun," pungkasnya.(Antara)

Pewarta :
Editor: Evi Ratnawati
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE