Reisa minta keuarga pastikan lansia sehat sebelum akses vaksin booster kedua

id reisa broto asmoro,pedulilindungi,booster kedua,lansia,komorbid,vaksin covid,vaksin corona,vaksin covid-19,vaksinasi

Reisa minta keuarga pastikan lansia sehat sebelum akses vaksin booster kedua

Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (12/12/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta setiap anggota keluarga memastikan warga lanjut usia (lansia) dalam kondisi sehat sebelum diberikan vaksin dosis keempat atau booster kedua.

“Mohon pastikan dulu bahwa kondisi kesehatannya (lansia) memang bisa untuk menerima vaksin booster kedua ya,” kata Reisa dalam Siaran Sehat secara daring diikuti di Jakarta, Senin.

Sejak November 2022, pemerintah secara resmi mulai memberikan vaksin COVID-19 booster kedua kepada lansia. Dengan kriteria target sasaran vaksinasi lansia berumur di atas 60 tahun dan sudah memiliki jeda interval selama enam bulan dari booster pertamanya.

Namun dalam perluasan cakupan booster kedua tersebut, pemerintah dihadapkan pada situasi dimana sejumlah lansia memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Tiga penyakit yang paling banyak diderita oleh lansia adalah jantung, stroke dan diabetes mellitus.

Dalam kasus komorbid, Reisa mengimbau keluarga membawa lansia untuk diperiksa oleh dokter spesialis atau dokter pribadi terkait terlebih dahulu supaya kondisi kesehatan lansia dapat dipastikan dalam kondisi yang prima dan siap menerima vaksin.

Hal tersebut bertujuan agar pemberian vaksinasi dapat berjalan sesuai harapan dan memberikan kenyamanan bagi lansia mengikuti vaksinasi COVID-19.

Setelah melakukan pemeriksaan, biasanya dokter yang bersangkutan akan memberikan surat rekomendasi. Bagi lansia dengan komorbid yang hasil pemeriksaannya terbukti terkontrol dan memiliki E-ticket di PeduliLindungi, dapat segera mendaftarkan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Kalau misalnya komorbidnya itu terkontrol dan juga tidak sedang kambuh, itu biasanya kita sebut sebagai kondisi penyakit penyerta yang terkendali,” kata dia.

Reisa meminta setiap lansia dengan komorbid selalu membawa surat rekomendasi tersebut saat mendaftarkan diri, agar dapat dipastikan dalam kondisi yang baik. Sebab, booster kedua dapat melindungi lansia dari risiko pemburukan dan menurunkan risiko fatalitas.

Di sisi lain, bagi lansia yang belum melengkapi dosis vaksinasinya diimbau untuk segera melengkapi dengan booster pertamanya.

Reisa juga mengimbau lansia untuk memeriksa secara rutin E-ticket untuk pemberian vaksin dosis keempat atau booster kedua yang diberikan pemerintah melalui Aplikasi PeduliLindungi.

“Sekarang ini, lansia bisa membuka Aplikasi PeduliLindungi. Dalam aplikasi tersebut ada menu pilihannya,” kata Reisa.

Reisa menjelaskan untuk mengetahui langkah memeriksa E-ticket pemberian booster kedua, keluarga dapat mengajarkan lansia mengakses PeduliLindungi dan segera membuka salah satu fitur bernama vaksin dan imunisasi.

Setelah memilih fitur tersebut, lansia dapat menekan pilihan vaksin COVID-19 dan langsung diarahkan kepada pilihan tiket vaksin. Di sana, lansia dapat menekan kembali nama masing-masing untuk melihat status vaksinasinya.

“Kalau sudah muncul, itulah yang disebut dengan tiket untuk vaksin booster kedua dan bisa segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat karena ini banyak tersedianya lebih di rumah sakit-rumah sakit atau puskesmas yang menyediakan klinik-klinik Imunisasi,” katanya.

Menurut Reisa, tiket otomatis akan keluar bagi lansia yang datanya telah terdaftar di PeduliLindungi dan berusia di atas 60 tahun. Sedangkan terkait dengan akses vaksin, jumlah sentra vaksinasi memang tidak akan sebanyak awal pandemi. Namun keluarga dapat segera mengajak lansia ke fasilitas terdekat begitu tiket didapatkan.

“E-ticket biasanya keluar untuk booster kedua otomatis begitu sudah terdaftar usianya 60 tahun ke atas, lalu memang sudah jarak dari booster pertama yang didaftarkan di aplikasi tersebut itu enam bulan,” kata Reisa.

Sementara terkait dengan pemberian booster kedua untuk masyarakat secara umum, Reisa meminta semua pihak untuk memahami bahwa pemberian vaksinasi dosis selanjutnya diurutkan sesuai prioritas sebagaimana yang sudah dilakukan pemerintah sebelumnya.

Hingga kini, arahan pemberian booster kedua masih ditujukan untuk tenaga kesehatan dan lansia saja. Sementara untuk usia di luar kelompok itu belum tersedia dan dianjurkan untuk melanjutkannya sampai ke booster pertama terlebih dahulu bagi usia 18 tahun ke atas.

Reisa juga meminta masyarakat tetap mengikuti dan memantau kanal-kanal resmi dari pemerintah, supaya tidak melewatkan satupun informasi terkait pemberian dan distribusi vaksin COVID-19.
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Reisa: Pastikan lansia sehat sebelum akses vaksin booster kedua

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE