Jakarta (ANTARA) -
Bermain puzzle dan belajar bahasa baru direkomendasikan untuk dapat mencegah Demensia Frontotemporal (FTD).
"Bermain puzzle, belajar bahasa baru atau instrumen musik, dan terlibat dalam percakapan sebanyak 30 menit atau lebih dalam sehari direkomendasikan untuk dapat mencegah Demensia Frontotemporal," tulis dokter spesialis neurologi RSUD Sawah Besar, dr. Andre Sp.N, dalam pesan singkat yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat (17/2/2023).
Diketahui, FTD adalah jenis demensia yang disebabkan oleh penurunan fungsi otak sisi bagian depan dan sisi samping otak. Biasanya penyakit ini dijumpai pada pasien dengan rentang usia 45 sampai 65 tahun.
Andre menyebut penyakit ini berbeda dengan demensia alzheimer. Jika demensia alzheimer dijumpai pada usia di atas 65 tahun dan dengan gejala gangguan daya ingat, gejala demensia frontotemporal adalah perubahan perilaku dan kesulitan dalam menemukan kosa kata dalam berbicara.
Hingga saat ini, lanjutnya, belum ada obat yang dapat menghentikan FTD.
Penanganan pasien mengalami FTD adalah utamanya dengan terapi non-obat seperti terapi fisik, dukungan sosial, terapi okupasi, terapi wicara, terapi perilaku kognitif dan layanan rehabilitasi.
Sedangkan terapi obat lebih diutamakan untuk mengurangi atau mengatasi gejala yang timbul dan mengganggu seperti gelisah, tindakan mengganggu orang di sekitarnya.
Ia juga menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik sebanyak 150 menit per minggu dengan aerobik intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda, dan menari. Bisa juga latihan kekuatan setidaknya 2 kali seminggu seperti yoga dan berkebun.
"Makan-makanan sehat dengan diet seimbang, kurangi alkohol, tidak merokok dan dibiasakan brain check up untuk pemeriksaan fungsi otak secara dini," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, aktor senior Bruce Willis dikabarkan menderita penyakit FTD yang membuatnya pensiun dari dunia akting yang membesarkan namanya. Aktor 67 tahun itu didiagnosis menderita afasia pada Maret tahun lalu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Main puzzle dan belajar bahasa bisa cegah demensia frontotemporal
Komentar