4,8 ton garam ditabur di langit Riau guna atasi kebakaran hutan

id Tmc Riau, penanganan karhutla Riau, kabur kota Pekanbaru,karhutla, kebakaran hutan

4,8 ton garam ditabur di langit Riau guna atasi kebakaran hutan

Suasana Kota Pekanbaru yang diselimuti kabut pada Senin (14/8) pagi yang menurut BMKG terjadi akibat uap dari partikel air di udara. ANTARA/Annisa Firdausi

Pekanbaru, (ANTARA) - Sebanyak 4,8 ton garam garam ditabur di langit Provinsi Riau dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna membuat hujan buatan mengatasi kebakaran hutan dan lahan.

"Lokasi penyemaian yakni di Bengkalis, Siak, Rokan Hilir, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pekanbaru, dan Kepulauan Meranti," kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Jim Ghafur, Senin.

TMC telah dilakukan sebanyak enam kali sejak Kamis (10/8) lalu. Penyemaian dilakukan selama tiga hari berturut-turut dan lokasi bisa berubah sesuai dengan kondisi serta potensi awan.

"Saat ini masih tersisa 10,2 ton garam untuk disemai," tambah Jim.

Dalam tiga hari terakhir sebagian besar wilayah di Provinsi Riau diguyur hujan dengan intensitas sedang dan lebat.

Akibatnya saat ini tersisa empat titik panas (hotspot) di Riau yaitu di Kabupaten Indragiri Hulu, Senin.

Titik panas paling banyak saat ini tercatat di Provinsi Sumatera Selatan dengan 47 titik, disusul Bangka Belitung dengan 35 titik, Lampung delapan titik, Bengkulu enam titik, Jambi lima titik, Kepulauan Riau empat titik, dan Sumatera Utara dua titik.

Sementara terlihat suasana Kota Pekanbaru, Senin pagi berkabut dengan suhu udara berkisar antara 23.0 hingga 33.0 °C serta kelembapan mencapai 55 hingga 99 persen.

Namun begitu Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Marzuki menyebutkan kabut itu adalah partikel uap air di udara.

"Kabut yang terjadi lebih didominasi oleh uap air dengan partikel-partikel air. Ini bukan berasal dari kabut asap," terang Marzuki.

Marzuki juga menambahkan bahwa jarak pandang di Kota Pekanbaru dan sekitarnya pada siang ini mencapai 8 kilometer. Menurutnya, jika jarak pandang melebihi 5 kilometer itu menandakan bahwa kabut bukan berasal dari asap karhutla.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan telah mengirimkan 96 surat peringatan temuan titik panas atau hotspot kepada perusahaan-perusahaan agar segera mengambil tindakan pencegahan maupun penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
 
"Sejak Januari sampai sekarang sudah 96 surat peringatan yang kami keluarkan kepada korporasi ataupun pemegang konsesi dimana adanya indikasi hotspot di lokasi mereka," kata Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK Rasio Ridho Sani saat ditemui di Jakarta, Senin.
 
Rasio Ridho menuturkan pihaknya terus memantau titik panas pada konsesi hutan maupun perkebunan di seluruh Indonesia. Apabila ada indikasi titik panas di atas 80 persen, maka KLHK melayangkan surat peringatan itu untuk mencegah agar titik panas tidak meluas.
 
Menurutnya, sebanyak 96 surat peringatan itu paling banyak ditujukan kepada korporasi di Pulau Sumatra dan Kalimantan, karena di sana ada banyak perusahaan yang mengelola lahan-lahan konsesi dan perkebunan.
 
"Apabila kami melihat adanya indikasi kesengajaan pembakaran hutan dan lahan di lokasi-lokasi konsesi, maka kami lakukan tindakan tegas," ujar Rasio Ridho.
 
Lebih lanjut pihaknya terus memperkuat upaya hukum pidana dan perdata dengan membentuk tim khusus melalui nota kesepahaman antara Menteri LHK, Kapolri, dan Kejaksaan Agung, untuk melakukan penegakan hukum terpadu khusus karhutla.
 
KLHK juga telah melakukan rapat koordinasi bersama dengan para penyidik dari PPNS maupun penyidik kepolisian dan jaksa yang bekerja di wilayah Sumatra dan Kalimantan untuk memperkuat wilayah penegakan hukum.
 
"Kami sudah memetakan lokasi-lokasi (titik panas). Apabila ada indikasi pidana tentu kami lakukan langkah-langkah hukum," pungkas Rasio.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 4,8 ton garam ditabur di langit Riau guna atasi karhutla

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE