Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat, selama periode Januari-Juni 2023 terjadi 275 kasus bencana di daerah tersebut, sementara tahun 2022 terdapat 711 bencana.
"Bencana yang terjadi selama periode Januari-Juni 2023, tersebar di tujuh kabupaten/kota se-Kepri," kata Kepala BPBD Kepri, Muhammad Hasbi di Tanjungpinang, Jumat.
Hasbi merinci sebaran bencana di kabupaten/kota se-Kepri, antara lain Kota Batam 17 kasus, Kota Tanjungpinang 102 kasus, Kabupaten Bintan 95 kasus, Kabupaten Karimun 14 kasus, Kabupaten Lingga 13 kasus, Kabupaten Natuna 31 kasus, dan Kabupaten Amambas 3 kasus.
Menurut Hasbi bencana yang terjadi sepanjang tahun ini masih didominasi kasus kebakaran sebanyak 84 kasus, meliputi kebakaran lahan 75 kasus, permukiman 7 kasus, dan kebakaran bangunan 2 kasus.
Berikutnya, disusul puting beliung 64 kasus, banjir 56 kasus, pohon tumbang 33 kasus, longsor 30 kasus, gelombang tinggi 3 kasus, petir 2 kasus dan kabut asap 2 kasus.
"Tahun 2022, bencana di Kepri juga didominasi kasus kebakaran dan puting beliung," ungkap Hasbi.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak sembarangan membuka lahan dengan cara membakar, mengingat potensi kebakaran hutan dan lahan di Kepri cukup tinggi. Apalagi di tengah musim kekeringan dampak dari fenomena El Nino saat ini.
"Kalau dampak kekeringan air dipicu El Nino, sejauh ini khusus Kepri masih aman, karena diselingi turun hujan," ucapnya.
Selain itu, mengajak masyarakat mematikan peralatan elektronik saat keluar rumah guna menghindari risiko korsleting listrik sehingga memicu terjadinya kebakaran rumah atau gedung.
"Demikian pula dengan bencana puting beliung, warga yang tinggal di kawasan pesisir harus tetap waspada, sebab geografis daerah kita 96 persen lautan," ucap Hasbi.
Komentar