Ankara (ANTARA) - Pendiri dan CEO aplikasi pesan Telegram, Pavel Durov, menghadapi dakwaan awal di Prancis karena diduga mengizinkan aktivitas kriminal pada aplikasi pengiriman pesan itu demikian laporan pers pada Kamis.
Pihak berwenang menuduh Telegram memfasilitasi materi pelecehan seksual anak, perdagangan narkoba, penipuan, dan pencucian uang, dan perusahaan tersebut menolak bekerja sama dengan penyidik, menurut Skynews.
Telegram telah menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan kebijakan moderasinya mematuhi hukum Uni Eropa dan memenuhi standar industri.
Perusahaan aplikasi itu mendeskripsikan klaim tersebut sebagai "tidak masuk akal," dengan alasan bahwa menyalahkan platform atau pemilihnya atas penyalahgunaan oleh penjahat tidak berdasar, demikian pernyataan media tersebut.
Durov ditangkap pada Sabtu (24/8) setelah mendarat dengan jet pribadinya di bandara Le Bourget dekat Paris.
Sumber: Anadolu-OANA
Tinggalkan Paris...
Berita Terkait
Prancis taklukkan Belgia 2-1 lewat dwigol Kolo Muani
Selasa, 15 Oktober 2024 7:06 Wib
CEO Telegram ditahan, Macron: tidak terkait politik
Selasa, 27 Agustus 2024 5:27 Wib
Polisi tangkap pemeran pria pada kasus video asusila anak artis
Senin, 12 Agustus 2024 15:21 Wib
Thierry Henry sebut Prancis sudah raih kesuksesan apa pun dari hasil di final
Jumat, 9 Agustus 2024 14:54 Wib
Begini klarifikasi terkait video porno anak figur publik
Senin, 5 Agustus 2024 15:22 Wib
Penjual video porno lewat kanal Telegram berhasil ditangkap
Selasa, 30 Juli 2024 10:40 Wib
Mutasi pejabat utama Polda Kepri memperkuat harkamtibmas jelang pllkada
Minggu, 28 Juli 2024 8:55 Wib
Rusia tuding Prancis diskriminasi terhadap atlet berhijab di Olimpiade
Jumat, 26 Juli 2024 15:00 Wib
Komentar