"Perayaan Natal di seluruh Tanah Suci hanya akan mencakup ritual keagamaan, seperti yang terjadi tahun lalu," kata kepala Komite Presiden Tinggi untuk Urusan Gereja Ramzi Khoury dalam sebuah pernyataan, Sabtu.
Khoury menekankan pentingnya persatuan Palestina di tengah rasa sakit, kesedihan, dan penderitaan yang disebabkan genosida yang dilakukan terhadap penduduk Gaza oleh tentara Israel.
Ia meminta gereja-gereja di seluruh dunia untuk "mengingat dalam doa mereka anak-anak dan perempuan Palestina yang telah terbunuh, terluka, mengungsi, atau hilang, dan mereka yang telah dihalangi sukacita Natalnya oleh mesin perang Israel."
Khoury menekankan perlunya mendesak upaya serius untuk menghentikan genosida dan mendorong gencatan senjata segera di Gaza.
Perayaan Natal tahun lalu juga dibatasi pada ritual keagamaan karena serangan Israel di Gaza.
Umat Kristen Palestina yang menggunakan kalender Barat merayakan Natal pada 25 Desember, sedangkan mereka yang mengikuti kalender Timur merayakannya pada 7 Januari.
Sumber: AnadoluBerita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perayaan Natal di Palestina akan dibatasi karena serangan Israel
Komentar