Jakarta (ANTARA) - Sutradara Joko Anwar berharap bahwa film terbarunya "Pengepungan di Bukit Duri" mampu memantik percakapan dan menjadi bahan diskusi masyarakat terkait kondisi sosial yang terjadi di Indonesia.
"Maaf kalau saya bilang filmnya tidak menghibur, tapi gampang untuk diikuti. Sehingga apa yang coba kita sampaikan, memantik percakapan tadi bisa sampai ke banyak orang," kata Joko Anwar dalam pemutaran pers di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, "Pengepungan di Bukit Duri" bukan sekadar menyuguhkan aksi menegangkan, melainkan sebuah ajakan reflektif bagi masyarakat Indonesia untuk berani membuka ruang diskusi dan menghadapi kenyataan sosial yang kerap dihindari.
Joko menyampaikan bahwa latar cerita yang diangkat dalam film ini merupakan kemungkinan masa depan Indonesia dua tahun dari sekarang, sebuah gambaran yang menurutnya tidak sepenuhnya fiksi, melainkan proyeksi dari kondisi sosial yang sudah terjadi saat ini.
“Kalau kita tidak berubah, kalau kita terus menghindari percakapan penting, maka kita sedang menuju ke sana. Kita sering menghindari hal-hal sulit, seperti trauma, kekerasan, ketimpangan sosial. Tapi luka itu tidak akan hilang hanya dengan dilupakan,” ujar Joko.
Joko juga mengungkapkan, film ini tidak hadir untuk menggurui, tetapi sebagai cermin yang memantulkan realitas bangsa tentang pendidikan yang tidak merata, tentang kekerasan yang makin meresap, hingga intoleransi yang masih menjadi persoalan besar di negara yang sangat heterogen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Joko Anwar berharap "Pengepungan di Bukit Duri" jadi bahan diskusi
Komentar