Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menunjukkan komitmennya pada momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan menghadirkan program bantuan subsidi sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dan seragam gratis.
Kepala Dinas Pendidikan Batam Tri Wahyu Rubianto menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk hadir dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan pengadaan seragam gratis, subsidi SPP, serta beasiswa bagi anak-anak dari wilayah hinterland.
“Seragam saat ini sedang dalam proses pengadaan. Untuk subsidi SPP, kami akan alokasikan anggaran sebesar Rp300 ribu untuk siswa SD dan Rp400 ribu untuk siswa SMP yang bersekolah di swasta. Namun bantuan ini hanya diberikan kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu,” ujar Tri di Batam, Jumat.
Ia menegaskan bahwa tidak semua siswa yang tidak diterima di sekolah negeri akan otomatis mendapat subsidi tersebut dan menentukan ketepatan sasaran, dengan prioritas untuk keluarga yang benar-benar membutuhkan.
Tri juga menyebut bahwa pihaknya aktif menangani berbagai kendala pendidikan di lapangan seperti kasus siswa yang tidak bisa mengikuti ujian karena kendala pembiayaan SPP.
“Kami menemukan 3 hingga 4 kasus seperti itu. Alhamdulillah semua sudah kami selesaikan dengan meminta dispensasi ke yayasan pendidikan swasta agar anak-anak tetap bisa ikut ujian,” tambahnya.
Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) juga dimanfaatkan Disdik Batam dengan menyelenggarakan Bazar Hardiknas, yang berlangsung hingga Minggu (4/5).
Acara ini melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta satuan pendidikan dari 12 kecamatan di Batam, mulai dari PAUD-PNF hingga jenjang SMP.
Wali Kota Batam Amsakar Achmad memberikan apresiasi atas upaya tersebut dan mengajak semua pihak untuk terus mendorong mutu pendidikan di Batam.
“Mari mewujudkan pendidikan bermutu untuk kita semua. Terima kasih kepada Dinas Pendidikan, para guru, dan semua pihak yang telah bekerja keras membangun manusia Kota Batam. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kami selalu di atas rata-rata nasional,” ujarnya.
Selain itu, Amsakar menargetkan dalam lima tahun ke depan seluruh bangunan sekolah yang rusak atau tidak layak akan diperbaiki demi menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
Komentar