Batam (ANTARA Kepri) - Uji Kompetensi Jurnalis yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen di Kota Batam pada 12-13 Januari 2013 lebih menekankan pemahaman, ketaatan dan penerapan kode etik jurnalistik.
"Permasalahan yang dihadapi jurnalis selalu berhubungan dengan permasalahan kode etik jurnalistik (KEJ), karena itu kami ingin mendorong jurnalis untuk memahami dan menerapkannya pada saat melaksanakan tugas-tugas jurnalistik," kata Ketua AJI Indonesia Eko Maryadi alias Item setelah membuka UKJ di Batam, Sabtu.
Bobot nilai untuk materi yang berhubungan dengan pemahaman dan ketaatan terhadap KEJ mencapai 40 persen. Sementara sisanya (60 persen) lebih pada ketrampilan dan keahlian jurnalistik, pemahaman sejarah pers, politik dan ekonomi media dan visi-misi Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Ia mengungkapkan, jurnalis yang memegang sertifikat UKJ AJI harus memiliki kesadaran yang lebih kuat. Jurnalis juga harus menguasai ilmu jurnalistik dan menerapkan KEJ dalam melaksanakan profesinya sehari-hari.
"UKJ AJI adalah semacam pembuktian kepada publik dan kantor media bahwa anggota AJI adalah jurnalis profesional dan beretika sehingga layak mendapat penghargaan sebagai jurnalis," ungkapnya.
UKJ di Batam merupakan kegiatan keempat yang dilaksanakan AJI, setelah ditetapkan sebagai lembaga penguji kompetensi jurnalis oleh Dewan Pers pada tahun 2011. UKJ pertama dilaksanakan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada April 2012, kedua di Makassar pada 24-25 November 2012 dan UKJ ketiga diselenggarakan di Semarang pada 15-16 Desember 2012.
"UKJ kelima dilaksanakan di Malang pada 26-27 Januari 2013," ujarnya.
Sementara itu, Ketua AJI Batam M Zuhri, mengatakan, jumlah peserta UKJ di Batam sebanyak 23 orang, terdiri dari dua peserta untuk kategori utama, madya tiga orang dan muda sebanyak 18 orang.
"Mereka mengikuti 20 materi UKJ," kata Zuhri. (ANTARA)
Editor: Rusdianto
Komentar