BPJS Kesehatan Batam memperkuat strategi meningkatkan keaktifan peserta

id kepri batam,bpjs kesehatan,bpjs batam,jkn,peserta

BPJS Kesehatan Batam memperkuat strategi meningkatkan keaktifan peserta

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Batam Harry Nurdiansyah. ANTARA/Jessica

Batam (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Batam, Kepulauan Riau (Kepri) melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan keaktifan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), seperti edukasi, pengingat pembayaran, dan kerja sama dengan pemerintah daerah serta komunitas daerah.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Batam Harry Nurdiansyah di Batam, Kamis, mengatakan meskipun cakupan kepesertaan lebih dari 97 persen, akan tetapi keaktifan peserta program masih perlu ditingkatkan, yaitu pada angka 78 persen.

“Keaktifan di kedua daerah (Kota Batam dan Kabupaten Karimun) rata-rata baru sekitar 78 persen. Masih ada gap (jarak) sekitar 18-19 persen yang perlu kita dorong agar kembali aktif,” ujar dia.

Ia menyebutkan segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri yang kini masih menjadi kelompok dengan tingkat nonaktif tertinggi.

Di Batam, angka nonaktif PBPU mencapai 39,55 persen, sedangkan di Karimun menyentuh 48 persen.

Maka dari itu, BPJS Kesehatan Cabang Batam memperkuat upaya edukasi, pengingat pembayaran, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dan berbagai komunitas.

“Kita dorong literasi dan pendampingan karena sebagian peserta berhenti membayar setelah tidak lagi bekerja atau setelah kebutuhan layanan terpenuhi,” ujar dia.

BPJS Kesehatan saat ini juga mengoptimalkan penerapan skema penagihan terarah setelah mencatat total tunggakan iuran peserta mandiri di Batam mencapai Rp87 miliar hingga November 2025.

“Tunggakan dihitung maksimal 24 bulan sesuai Perpres 82/2018. Sistem mengunci otomatis, sehingga tidak ada akumulasi tunggakan bertahun-tahun,” kata dia.

Beberapa wilayah dengan tingkat tunggakan tertinggi tercatat di Batu Ampar, Sekupang, dan Sagulung.

Ia berharap, keaktifan peserta dapat terus meningkat seiring penguatan strategi lapangan, edukasi publik, serta kolaborasi lintas lembaga.

Harry menekankan pentingnya kesadaran dan kedisiplinan peserta dalam proses pembayaran iuran kepesertaan.

“Kanal pembayaran sudah hampir satu juta titik. Masalah bukan lagi akses pembayaran, tetapi kemauan dan komitmen membayar,” kata dia.

Pewarta :
Editor: Yuniati Jannatun Naim
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE