Kementrian LH Bahas Temuan Pejantan

id Kementrian LH Bahas Temuan Pejantan

Dari 93 spesies yang ditemukan, sebanyak 53 spesies sama dengan yang ada di Kalimantan. Sementara 40 spesies lainnya belum teridentifikasi

Bintan (Antara Kepri) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam wak tu dekat akan menjumpai Pemprov Kepri untuk membahas hasil survei di Pulau Pejantan, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan beberapa waktu lalu.

"Pembahasannya kami rencanakan dalam waktu dekat, kalau tidak ada halangan dijadwalkan minggu depan di Kantor Pemerintahan Provinsi Kepri," kata Ketua Badan Litbang KLHK Henry Bastaman.

Menurut dia, hasil pembahasan itu turut menentukan tindak lanjut terhadap temuan di Pulau Pejantan yang berada di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan.

Ia mengatakan, Badan Litbang KLHK telah melakukan survei dengan mengirim tim ekspedisi ke Pulau Pejantan Februari 2017 lalu. Temuan awal di pulau tersebut memiliki kekhasan ekosistem esensial.

"Namun masih perlu diteliti lebih mendalam, oleh karena itu diperlukan koordinasi bersama Pemprov Kepri," tegasnya.

Pada wawancara sebelumnya, Ketua Tim Ekspedisi ke Pulau Pejantan dari Balitbang KLHK Hendra Gunawan mengungkapkan bahwa tim tersebut menemukan 40 spesies yang belum teridentifikasi di Pulau Pejantan.

"Dari 93 spesies yang kami temukan pada ekspedisi lalu, sebanyak 53 spesies sama dengan yang ada di Kalimantan. Sementara 40 spesies lainnya belum teridentifikasi," kata Hendra Gunawan.

Ia menambahkan bahwa keunikan Pulau Pejantan adalah ditemukannya ekosistem vegetasi di atas batu granit yang cukup luas dan memiliki mata air yang mengalir.

“Terdapat enam jenis ekosistem khas di Pulau Pejantan, yaitu ekosistem mangrove, hutan pantai, hutan hujan dataran rendah, vegetasi yang tumbuh di batu granit, ekosistem goa batu granit, dan ekosistem terumbu karang”, jelas Hendra.

Menurut dia, masing-masing ekosistem juga ditemukan flora dan fauna endemik yang belum dapat teridentifikasi seluruhnya dan diduga merupakan spesies baru, seperti biawak, tupai tiga warna, burung kuau kerdil, kalong, kantong semar, anggrek, dan masih banyak lagi.

Hal menarik lainnya adalah pulau ini juga merupakan habitat bertelurnya dari satwa langka Penyu Sisik dan Penyu Pipih, sehingga kawasan ini bernilai penting untuk dilakukan konservasi. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE