Pengantin suku laut Lingga diarak pakai sampan

id suku laut,lingga,pernikahan,pengantin

Pengantin suku laut Lingga diarak pakai sampan

Tradisi diarak pakai sampan dalam resepsi pernikahan pengantin suku laut di Lingga (Antaranews Kepri/Nurjali)

Ada yang sedikit kita ubah, misalnya mereka memiliki kebiasaan berhubungan badan diatas sampan ditengah laut dan itu suatu keabsahan menurut mereka, jadi ini kita ubah sesuai dengan norma-norma yang berlaku
Lingga (Antaranews Kepri) - Empat pasang suku laut atau orang asli tempatan Pulau Lipan melangsungkan pernikahan dengan diarak pakai sampan pada Hari Sumpah Pemuda Desa Penuba Kecamatan Selayar Kabupaten Lingga.

"Inilah tradisi mereka yang terus dipertahankan, dari turun temurun yang kita kolaborasikan antara budaya dan agama," kata Camat Selayar Dedi Supartono, kepada Antara, Minggu.

Menurut Dedi Supartono, pernikahan suku laut tidak saja dalam rangka mempertahankan kebudayaan yang telah ada namun pernikahan tersebut dimaksudkan juga agar warga suku laut tersebut memiliki identitas dan legalitas pernikahan yang sah, seperti surat nikah dan kartu keluarga. Karena selama ini menurutnya banyak warga suku laut yang tidak memiliki dokumen pernikahan yang resmi.

Selama ini, mereka melakukan pernikahan hanya dengan kepercayaan yang mereka anut, yaitu tanpa ada acuan dari agama manapun sehingga pemerintah sulit untuk mendapatkan dokumen pernikahan mereka yang legal.

Pernikahan suku laut secara massal ini bukan yang pertama sekali dilaksanakan namun ini merupakan kegiatan yang kesekian kalinya digelar.

"Kita juga ingin menertibkan administrasi mereka, salah satunya surat nikah dan administrasi kependudukan lainnya," sebutnya.

Sementara itu Ibrahim salah satu orang dituakan di suku laut mengaku, tradisi pernikahan suku laut pada dasarnya mirip dengan resepsi orang Melayu hanya saja beberapa resepsi seperti turun tanah dan berkayuh di sampan atau golek merupakan tradisi khas dari orang laut ini. Bahkan menurutnya, sebelum memiliki kepercayaan agama, orang laut dianggap telah menikah jika melakukan hubungan suami istri di atas sampan.

"Ada yang sedikit kita ubah, misalnya mereka memiliki kebiasaan berhubungan badan diatas sampan ditengah laut dan itu suatu keabsahan menurut mereka, jadi ini kita ubah sesuai dengan norma-norma yang berlaku," sebutnya.

Pemandangan tradisi resepsi pernihakan orang laut ini dihadiri sejumlah turis-turis dari luar negeri, dan beberapa warga masyarakat Kabupaten Lingga yang ingin menyaksikan keunikan dari orang laut dalam menjalankan adat istiadat mereka. Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini, juga diisi dengan kesenian-kesenian yang ditampilkan oleh orang laut salah satunya adalah joget kolek. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE