Festival Lampu Colok terancam hilang dari Karimun

id festival lampu colok karimun

Festival Lampu Colok terancam hilang dari Karimun

Peresmian Festival Lampu Colok di Lubuk Semut, Kecamatan Karimun, Jumat (30/5) malam. (Antaranews Kepri/Istimewa)

Tanjung Balai Karimun (ANTARA) - Festival Lampu Colok yang setiap tahun diselenggarakan di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau terancam hilang dampak dari penarikan minyak tanah bersubsidi.

"Masalah minyak tanah memang menjadi kendala, tahun ini saja peserta Festival Lampu Colok menurun dibandingkan tahun karena kesulitan minyak tanah," kata Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Karimun Zamri usai peresmian Festival Lampu Colok di Lubuk Semut, Kecamatan Karimun, Jumat (30/5) malam.

Pada tahun ini, kata Zamri, peserta Festival Lampu Colok hanya sebanyak 30 gapura, 10 di Pulau Karimun Besar dan sisanya di Pulau Kundur, jauh berkurang dibandingkan tahun lalu.

Zamri mengaku khawatir festival yang menjadi tradisi masyarakat itu tidak bisa digelar pada tahun depan menyusul diterapkannya program konversi minyak tanah ke gas elpiji.

Sebagaimana diketahui, program konversi minyak tanah ke gas elpiji mulai diterapkan pada Desember 2018 dan minyak tanah bersubsidi secara bertahap ditarik dan pada Juni direncanakan akan ditarik secara menyeluruh dari Karimun.

Zamri mengatakan akan mencoba mencari solusi agar festival itu tetap bisa digelar pada tahun depan salah satunya berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan ESDM untuk pengadaan minyak tanah.

"Kita akan tetap usahakan pada tahun depan, dan mudah-mudahan masih bisa dilaksanakan," kata dia.

Festival Lampu Colok yang menggunakan lampu pelita terbuat dari kaleng bekas minuman dan berbahan bakar minyak tanah merupakan tradisi masyarakat yang masih bertahan di Kabupaten Karimun di tengah perkembangan zaman.

Tahun ini, kata dia, pihaknya menyediakan hadiah total Rp 74 juta untuk peserta yang masuk 10 besar.

"Lomba kita bagi dua yakni untuk Pulau Karimun Besar dan Pulau Kundur, masing-masing ada juara satunya," katanya.

Untuk penilaian, jelas dia, terdiri dari beberapa kriteria, seperti keserasian, keindahan gapura colok yang dibuat oleh peserta.

Sementara itu, Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim, usai membuka festival tersebut berharap tradisi masyarakat ini bisa bertahan dan terus digelar setiap tahun.

"Festival lampu colok tidak hanya untuk masyarakat setempat, tetapi juga bisa mendorong kunjungan wisatawan. Karena itu, saya berharap agar festival ini terus dievaluasi dan ditingkatkan," kata dia.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE