Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan pihaknya menggunakan teknologi recirculation aquaculture system (RAS) dalam rangka menyiapkan pengembangan industri benih ikan nasional.
Menteri Edhy, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, menyatakan teknologi perbenihan RAS dapat meningkatkan padat tebar hingga tujuh kali lipat dibandingkan sistem konvensional.
Selain itu, menurut dia, teknologi ini juga mampu memangkas masa pemeliharaan, menaikkan tingkat kelulusan hidup, dan tingkat keseragaman ukuran.
"Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, RAS dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan kebutuhan benih ikan di seluruh Indonesia," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan menyadari bahwa harga benih saat ini masih cukup tinggi di beberapa daerah.
Penyebabnya adalah kondisi wilayah, jarak pengantaran serta ketersediaan yang belum merata.
"Kondisi ini dapat teratasi dengan memperbanyak penggunaan teknologi RAS di seluruh Indonesia, khususnya di sentra produksi perikanan budi daya. Jika hal ini dapat terwujud, di masa depan saya harap benih akan dapat diberikan secara gratis untuk masyarakat yang ingin melakukan kegiatan budi daya," lanjut Edhy.
Menurut dia, dengan semakin banyak produksi benih yang dihasilkan dan semakin banyak masyarakat mendapatkan edukasi, maka akan semakin banyak pula ikan yang dapat diproduksi.
Teknologi pembenihan sistem RAS dapat meningkatkan padat tebar hingga 28-30 ekor per liter.
Sistem tersebut juga memangkas masa pemeliharaan benih menjadi relatif lebih pendek yaitu 30 hari yang dapat mencapai ukuran 2-4 cm dengan tingkat kelulusan hidup mencapai 95 persen dan tingkat keseragaman ukuran hingga 90 persen.
Sedangkan produktivitas produksi dengan teknologi RAS dapat naik hingga 140 kali lipat dibanding konvensional.
Sementara itu Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyatakan teknologi RAS merupakan teknologi yang tepat dalam meningkatkan produktivitas pembenihan ikan dengan mengefisiensikan penggunaan air dan lahan, di samping menciptakan usaha yang minim dampak negatif terhadap ekologi.
Keunggulan lain dari RAS dibandingkan sistem konvensional, kata dia, karena lebih aman dari pencemaran yang terjadi di luar lingkungan perairan sehingga sanitasi dan higienitasnya lebih terjaga serta ramah lingkungan.
Selain itu, pemeliharaan yang mudah, stabilitas kualitas air lebih terjaga dan penggunaan air lebih hemat akan menjadikan teknologi pembenihan ikan intensif ini sebagai primadona baru di pembudi daya, khususnya pembenih ikan.
"Dengan fleksibilitas teknologi RAS yang dapat diterapkan untuk berbagai jenis komoditas baik tawar, payau maupun laut, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya siap untuk dapat memperbanyak teknologi ini di seluruh Indonesia," ucap Slamet.
Berita Terkait
KKP beri dukungan pada 376 UPI UMKM di 12 provinsi Indonesia, termasuk Kepri
Sabtu, 20 April 2024 15:46 Wib
Natuna Juara I Lomba Teknologi Tepat Guna tingkat Kepri
Jumat, 19 April 2024 15:28 Wib
Netanyahu telah putuskan menunda serangan militer di Rafah
Senin, 15 April 2024 11:12 Wib
4 menteri Jokowi sambangi rumah Megawati
Rabu, 10 April 2024 12:57 Wib
Begini kata Menteri PUPR soal longsor di Tol Bocimi
Jumat, 5 April 2024 16:53 Wib
Sidang PHPU, Airlangga: Presiden arahankan menteri beri penjelasan seluas-luasnya
Jumat, 5 April 2024 15:02 Wib
Menteri BUMN lepas 6.432 peserta Mudik Asyik Bersama BUMN 2024
Jumat, 5 April 2024 9:43 Wib
4 menteri telah hadir di MK guna memberikan keterangan
Jumat, 5 April 2024 8:35 Wib
Komentar