Batam (ANTARA) - Puluhan pencari suaka dari Afghanistan berunjuk rasa di Kota Batam, Kepulauan Riau meminta segera ditempatkan ke negara ketiga.
"Kami berkumpul ke sini minta bantu Pemerintah Indonesia biar bicara dengan IOM dan UNHCR agar dipindahkan ke negara ketiga," kata pencari suaka Ali Akbar dalam unjuk rasa, di Kantor DPRD Batam, Rabu.
Ia mengatakan telah berulang kali meminta tolong kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan IOM (International Organization for Migration) untuk menyampaikan permintaan segera ditempatkan ke negara ketiga, namun tidak ada jawabannya.
Saat ini, kehidupan di Afghanistan tengah sulit.
"Keluarga kami tidak aman. Jadi kami di sini tidak aman juga. Masa depan tidak jelas," kata dia.
Banyak anak-anak mereka yang tidak dapat menempuh pendidikan selama masih berada di Indonesia. Mereka juga juga tidak dapat bekerja mencari nafkah.
"Kami bingung, sampai berapa lama di sini," kata dia.
Dia mengatakan banyak dari mereka yang telah tinggal bertahun-tahun di Batam.
"Kami sudah enam tahun lebih sampai 10 tahun sudah ada di Batam," kata Ali Akbar.
Mereka berharap segera ditempatkan ke negara ketiga, di antaranya Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
Ia menyampaikan selama menunggu di Indonesia, tidak ada yang memedulikan nasibnya.
Selama ini, para pencari suaka ditempatkan di dua lokasi. Mereka yang masih lajang di Akomodasi Nondetensi Sekupang dan mereka yang sudah berkeluarga di Hotel Kolekta.
"Semua dari negara Afghanistan," kata dia yang telah berada di Indonesia selama hampir delapan tahun.
Anggota DPRD Kota Batam yang menerima kedatangan para pencari suaka, Budi Mardianto mengatakan sejatinya masalah pengungsi bukan wewenang DPRD.
"Tetapi kita bicara masalah kemanusiaan, karena dampak sosial tak bisa lepas dari Kota Batam," kata dia.
Ia khawatir kondisi para pencari suaka yang memprihatinkan dapat memberikan dampak kepada masyarakat Batam.
"Kami berkumpul ke sini minta bantu Pemerintah Indonesia biar bicara dengan IOM dan UNHCR agar dipindahkan ke negara ketiga," kata pencari suaka Ali Akbar dalam unjuk rasa, di Kantor DPRD Batam, Rabu.
Ia mengatakan telah berulang kali meminta tolong kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan IOM (International Organization for Migration) untuk menyampaikan permintaan segera ditempatkan ke negara ketiga, namun tidak ada jawabannya.
Saat ini, kehidupan di Afghanistan tengah sulit.
"Keluarga kami tidak aman. Jadi kami di sini tidak aman juga. Masa depan tidak jelas," kata dia.
Banyak anak-anak mereka yang tidak dapat menempuh pendidikan selama masih berada di Indonesia. Mereka juga juga tidak dapat bekerja mencari nafkah.
"Kami bingung, sampai berapa lama di sini," kata dia.
Dia mengatakan banyak dari mereka yang telah tinggal bertahun-tahun di Batam.
"Kami sudah enam tahun lebih sampai 10 tahun sudah ada di Batam," kata Ali Akbar.
Mereka berharap segera ditempatkan ke negara ketiga, di antaranya Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
Ia menyampaikan selama menunggu di Indonesia, tidak ada yang memedulikan nasibnya.
Selama ini, para pencari suaka ditempatkan di dua lokasi. Mereka yang masih lajang di Akomodasi Nondetensi Sekupang dan mereka yang sudah berkeluarga di Hotel Kolekta.
"Semua dari negara Afghanistan," kata dia yang telah berada di Indonesia selama hampir delapan tahun.
Anggota DPRD Kota Batam yang menerima kedatangan para pencari suaka, Budi Mardianto mengatakan sejatinya masalah pengungsi bukan wewenang DPRD.
"Tetapi kita bicara masalah kemanusiaan, karena dampak sosial tak bisa lepas dari Kota Batam," kata dia.
Ia khawatir kondisi para pencari suaka yang memprihatinkan dapat memberikan dampak kepada masyarakat Batam.