Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau optimistis festival budaya Tionghoa di Mal Tanjungpinang City Center Kota Tanjungpinang akan memberikan efek ganda terhadap kebangkitan ekonomi pada masa pandemi COVID-19.
"Acara ini ditargetkan serap 1.000 pengunjung, sehingga akan berpengaruh terhadap transaksi jual beli tenant atau penyewa aneka produk di mal," kata Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri Afitri Susanti dalam konferensi pers di kantornya di Tanjung Pinang, Kamis.
Festival budaya Tionghoa, katanya, diselenggarakan oleh Ikatan Mudah Tionghoa bekerja sama dengan Dispar Provinsi Kepri dan Cupid Event Organizer pada tanggal 25-26 Juni 2022.
Baca juga:
Harga tiket kapal feri Batam-Singapura akhirnya turun
KBRI Singapura kawal proses pemulangan jenazah calon PMI ke Indonesia
Acara yang diklaim perdana tersebut, lanjutnya, bakal mengusung tema akulturasi atau perpaduan budaya Tionghoa dengan budaya lokal Melayu.
Disebutkan, festival itu sendiri akan diisi berbagai penampilan seperti barongsai, pakaian dan permainan tradisional, kuliner, stan bazar, dokumentasi pernikahan adat dan budaya, hingga stan foto menggunakan pakaian Tionghoa.
Selain itu, ada juga acara talk show terkait apa saja budaya akulturasi antara budaya Tionghoa dan Melayu.
"Melalui acara ini, harapannya dapat melestarikan budaya Tionghoa yang telah ada sejak lama, dan terakulturasi dengan budaya Melayu," ujar Fitri.
Sementara, Ketua Ikatan Tionghoa Muda Dewan Pengurus Provinsi Kepri Edyanto menyatakan kegiatan itu merupakan cerminan, bahwa kebudayaan dan sejarah Tionghoa tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat Melayu.
Ia menyebut Provinsi Kepri sebagai miniatur Indonesia, karena di dalamnya terdapat semua suku, agama, dan ras yang hidup dengan penuh toleransi satu sama lain. "Kegiatan ini akan jadi pemersatu dalam bingkai kebhinekaan," sebutnya.
Baca juga:
Pengamat sebut kampanye di medsos rawan konflik politik
RT, RW, dan posyandu di Batam dapat bantuan dari Pemprov Kepri
Director Cupid Event Organizer They Manvia menyampaikan selain menonjolkan budaya, festival budaya Tionghoa juga dimeriahkan dengan aneka perlombaan melibatkan warga Tanjungpinang.
Ada lomba mewarnai anak kategori sekolah TK dan playgrup dengan tema Chinese. Kemudian fashion show untuk orangtua dan anak atau maksimal dua orang. "Total hadiah perlombaan bernilai jutaan rupiah," ujarnya.
Ada juga hiburan menggabungkan budaya Tionghoa dan Melayu, penampilan band, penyanyi mandarin, kecapi, hingga angklung. "Melalui festival ini, warga Tanjungpinang diharapkan lebih mengenal budaya Tionghoa," ucapnya.
"Acara ini ditargetkan serap 1.000 pengunjung, sehingga akan berpengaruh terhadap transaksi jual beli tenant atau penyewa aneka produk di mal," kata Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri Afitri Susanti dalam konferensi pers di kantornya di Tanjung Pinang, Kamis.
Festival budaya Tionghoa, katanya, diselenggarakan oleh Ikatan Mudah Tionghoa bekerja sama dengan Dispar Provinsi Kepri dan Cupid Event Organizer pada tanggal 25-26 Juni 2022.
Baca juga:
Harga tiket kapal feri Batam-Singapura akhirnya turun
KBRI Singapura kawal proses pemulangan jenazah calon PMI ke Indonesia
Acara yang diklaim perdana tersebut, lanjutnya, bakal mengusung tema akulturasi atau perpaduan budaya Tionghoa dengan budaya lokal Melayu.
Disebutkan, festival itu sendiri akan diisi berbagai penampilan seperti barongsai, pakaian dan permainan tradisional, kuliner, stan bazar, dokumentasi pernikahan adat dan budaya, hingga stan foto menggunakan pakaian Tionghoa.
Selain itu, ada juga acara talk show terkait apa saja budaya akulturasi antara budaya Tionghoa dan Melayu.
"Melalui acara ini, harapannya dapat melestarikan budaya Tionghoa yang telah ada sejak lama, dan terakulturasi dengan budaya Melayu," ujar Fitri.
Sementara, Ketua Ikatan Tionghoa Muda Dewan Pengurus Provinsi Kepri Edyanto menyatakan kegiatan itu merupakan cerminan, bahwa kebudayaan dan sejarah Tionghoa tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat Melayu.
Ia menyebut Provinsi Kepri sebagai miniatur Indonesia, karena di dalamnya terdapat semua suku, agama, dan ras yang hidup dengan penuh toleransi satu sama lain. "Kegiatan ini akan jadi pemersatu dalam bingkai kebhinekaan," sebutnya.
Baca juga:
Pengamat sebut kampanye di medsos rawan konflik politik
RT, RW, dan posyandu di Batam dapat bantuan dari Pemprov Kepri
Director Cupid Event Organizer They Manvia menyampaikan selain menonjolkan budaya, festival budaya Tionghoa juga dimeriahkan dengan aneka perlombaan melibatkan warga Tanjungpinang.
Ada lomba mewarnai anak kategori sekolah TK dan playgrup dengan tema Chinese. Kemudian fashion show untuk orangtua dan anak atau maksimal dua orang. "Total hadiah perlombaan bernilai jutaan rupiah," ujarnya.
Ada juga hiburan menggabungkan budaya Tionghoa dan Melayu, penampilan band, penyanyi mandarin, kecapi, hingga angklung. "Melalui festival ini, warga Tanjungpinang diharapkan lebih mengenal budaya Tionghoa," ucapnya.