Pemkot Batam ajukan 2 warisan budaya tak benda ke tingkat nasional

id kepri batam,wbtb,warisan budaya tak benda,budaya sejarah,disbudpar batam,tim ahli cagar budaya

Pemkot Batam ajukan 2 warisan budaya tak benda ke tingkat nasional

Sejumlah anak saling menyirami air laut pada saat kegiatan tradisi Mandi Safar yang dilaksanakan setiap Rabu terakhir pada bulan Safar di Kampung Tua Terih, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (6/10/2021). ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/hp.

Batam, Kepri (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), tengah menyiapkan dua warisan budaya tak benda (WBTB), yaitu Mandi Safar dan Dzikir Bermata untuk diajukan ke tingkat nasional pada 2025.

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) sekaligus Juru Pelestari Budaya Disbudpar Batam Raja Zulkarnain menyampaikan bahwa persiapan kali ini akan dilakukan lebih matang setelah pada 2024, pengajuan tersebut ditolak di tingkat provinsi.

"Alasan utama penolakan adalah kurang lengkapnya dokumen pendukung, seperti foto dan video dokumentasi. Tahun depan kami akan memastikan semua dokumen otentik dan valid agar memenuhi persyaratan," ujarnya saat dihubungi di Batam, Kepri, Sabtu.

Baca juga: Dua cagar budaya Kota Batam resmi ditetapkan di tingkat Provinsi Kepri

Tim Ahli Cagar Budaya Kota Batam berencana untuk membuat video dokumenter untuk tiap WBTB, agar dapat menyorot keunikan dan kepentingan dari masing-masing warisan tersebut.

Raja menjelaskan bahwa salah satu syarat penting dalam pengajuan WBTB adalah keunikan dan kekhasan budaya yang diajukan.

"Misalnya, harus menyoroti perbedaan Mandi Safar di Batam dibandingkan dengan kabupaten lain. Jika serupa, itu tidak bisa diterima. Jadi, kami perlu menonjolkan ciri khas Batam agar bisa diakui," katanya.

Sebelumnya, Batam telah menetapkan Tari Jogi sebagai WBTB tingkat nasional pada 2023, menjadikannya sebuah capaian besar dan motivasi Disbudpar Batam untuk terus melestarikan budaya lokal lainnya.

Baca juga: Disbudpar Batam tetapkan 5 cagar budaya baru di tahun 2024

Menurut anggota TACB Kota Batam itu, pelestarian budaya lokal adalah langkah penting untuk menghidupkan kembali tradisi yang mulai terlupakan.

"Indonesia adalah salah satu negara adi daya budaya, dan budaya yang mulai hilang harus dibangkitkan kembali. Pelestarian ini bukan hanya soal kebanggaan lokal, tetapi juga tentang menunjukkan kepada dunia bahwa peradaban Nusantara itu tua dan kaya akan budaya,” ujarnya.

Melalui pengajuan WBTB, Disbudpar Batam berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya lokal, serta dapat meningkatkan daya tarik wisata budaya di Kota Batam.

Dengan persiapan lebih matang, Disbudpar optimistis Mandi Safar dan Dzikir Bermata dapat mengikuti jejak Tari Jogi dan membawa nama Batam ke panggung nasional.

Baca juga:
BNNP Kepri minta tempat hiburan malam beri imbauan cegah narkoba

Kejati Kepri optimalisasi PNBP guna pertumbuhan ekonomi berkelanjutan


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot Batam ajukan dua warisan budaya tak benda ke tingkat nasional

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE