Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau menggiatkan upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) untuk menekan risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batam Melda Sari di Batam, Kamis, mengatakan bahwa dinas menggiatkan penyuluhan mengenai pola hidup bersih dan sehat, pemberantasan sarang nyamuk, dan program satu rumah satu juru pemantau jentik untuk mencegah penularan DBD.
Menurut dia, kegiatan penyuluhan mengenai pencegahan DBD dilaksanakan oleh 21 puskesmas yang tersebar di 12 wilayah kecamatan di Kota Batam.
Baca juga:
Binda gesa vaksinasi di Kepri
Dua orang warga Batam meninggal akibat COVID-19
"Di setiap kecamatan ada puskesmas, dan puskesmas ini juga fungsinya untuk promosi kesehatan. Artinya mengedukasi masyarakat melalui kegiatan di masing-masing posyandu," kata Melda.
Ia menjelaskan bahwa setiap tahun Wali Kota juga menerbitkan surat edaran untuk menggerakkan warga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah penularan DBD dilakukan melalui gerakan 3M Plus, yang mencakup kegiatan menguras dan membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, serta memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.
Plusnya antara lain penggunaan obat anti nyamuk, pemasangan kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, pemeriksaan tempat-tempat penampungan air, dan penanaman tanaman pengusir nyamuk.
Baca juga:
Polda Kepri tangkap pelaku pengangkut 200 kayu tanpa dokumen
Batam raih penghargaan kota terbaik penurunan stunting
Melda mengatakan bahwa selama 2021 ada 710 kasus DBD di Kota Batam dan sejak awal Januari hingga Agustus 2022 tercatat sudah ada 610 kasus DBD di Kota Batam.
"Kalau untuk penyebaran, ini karena sedang perubahan cuaca ya, kadang hujan kadang panas, memang agak naik dibanding sebelumnya. Sampai hari ini sudah ada 610 kasus DBD," katanya.
Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta memberantas sarang nyamuk perantara penularan virus dengue di lingkungan permukiman dalam upaya pencegahan DBD.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batam Melda Sari di Batam, Kamis, mengatakan bahwa dinas menggiatkan penyuluhan mengenai pola hidup bersih dan sehat, pemberantasan sarang nyamuk, dan program satu rumah satu juru pemantau jentik untuk mencegah penularan DBD.
Menurut dia, kegiatan penyuluhan mengenai pencegahan DBD dilaksanakan oleh 21 puskesmas yang tersebar di 12 wilayah kecamatan di Kota Batam.
Baca juga:
Binda gesa vaksinasi di Kepri
Dua orang warga Batam meninggal akibat COVID-19
"Di setiap kecamatan ada puskesmas, dan puskesmas ini juga fungsinya untuk promosi kesehatan. Artinya mengedukasi masyarakat melalui kegiatan di masing-masing posyandu," kata Melda.
Ia menjelaskan bahwa setiap tahun Wali Kota juga menerbitkan surat edaran untuk menggerakkan warga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah penularan DBD dilakukan melalui gerakan 3M Plus, yang mencakup kegiatan menguras dan membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, serta memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.
Plusnya antara lain penggunaan obat anti nyamuk, pemasangan kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, pemeriksaan tempat-tempat penampungan air, dan penanaman tanaman pengusir nyamuk.
Baca juga:
Polda Kepri tangkap pelaku pengangkut 200 kayu tanpa dokumen
Batam raih penghargaan kota terbaik penurunan stunting
Melda mengatakan bahwa selama 2021 ada 710 kasus DBD di Kota Batam dan sejak awal Januari hingga Agustus 2022 tercatat sudah ada 610 kasus DBD di Kota Batam.
"Kalau untuk penyebaran, ini karena sedang perubahan cuaca ya, kadang hujan kadang panas, memang agak naik dibanding sebelumnya. Sampai hari ini sudah ada 610 kasus DBD," katanya.
Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta memberantas sarang nyamuk perantara penularan virus dengue di lingkungan permukiman dalam upaya pencegahan DBD.