Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia mengimbau masyarakat tidak membeli obat bebas tanpa mendapatkan rekomendasi dari tenaga kesehatan sampai hasil investigasi menyeluruh diperoleh Kementerian Kesehatan dan BPOM. Imbauan itu sebagai langkah antisipatif mencegah merebaknya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal yang menyerang anak-anak.

"Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gangguan ginjal akut progresif atipikal ini, seperti berkurangnya atau tidak ada buang air kecil secara mendadak," kata Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Piprim Basarah Yanuarso dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Piprim mengimbau para orang tua untuk mengurangi aktivitas anak-anak terutama balita. Aktivitas berada di dalam kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dan lain-lain berpotensi menyebabkan menyebabkan terpapar risiko infeksi.

Gejala awal gagal ginjal akut tersebut berupa infeksi saluran cerna dan gejala infeksi saluran pernapasan atas dengan gejala khas adalah jumlah air seni yang semakin berkurang. Pada kondisi fase lanjut, anak harus segera dibawa ke rumah sakit.

Saat ini Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), IDAI, ahli epidemiologi, ahli farmasi, serta Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal akut.

Pemerintah Indonesia telah menginstruksikan penghentian sementara penjualan obat sirup di seluruh apotek selama pelaksanaan investigasi risiko infeksi menyusul munculnya kasus gangguan ginjal akut yang dialami anak-anak.

Tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan diminta untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sirup sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

                         Di Kepri
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menemukan tiga orang anak-anak di wilayah provinsi tersebut mengalami gagal ginjal akut misterius.

"Iya benar, ada tiga anak yang berumur di bawah 16 tahun. Sekarang lagi dalam proses pengobatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau Mohammad Bisri saat dikonfirmasi Rabu melalui sambungan telepon, Rabu (19/10).

Tiga orang anak yang mengalami gagal ginjal akut di wilayah Kepri itu berasal dari Kota Batam sebanyak dua orang dan satu orang dari Kabupaten Karimun.

Bisri menjelaskan, kasus gagal ginjal akut yang ditemukan pada tiga orang anak tersebut belum dapat diketahui apa penyebabnya.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) juga sedang menelaah terkait kasus gagal ginjal tersebut. Pihak Kemenkes juga belum memiliki kesimpulan mengenai kasus gagal ginjal akut yang dialami anak-anak itu.

"Semoga tim yang bertugas menelaah ini sudah punya kesimpulan yang menyeluruh akhir bulan ini. Jadi tidak simpang siur lagi," kata Bisri.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IDAI imbau masyarakat tak membeli obat bebas tanpa rekomendasi nakes

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024