Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Riau (BPBD Kepri) mengimbau warga pesisir untuk mewaspadai gelombang tinggi yang disertai angin kencang.

Kepala BPBD Kepri Muhammad Hasbi di Kota Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, gelombang laut di Perairan Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga 2,5 meter, sedangkan di Natuna dan Kepulauan Anambas mencapai 3,5 - 4 meter. Tinggi gelombang laut di Perairan Batam, Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun 1,25 meter.

Gelombang laut yang tinggi itu diperburuk dengan angin kencang yang mencapai 35 km/jam.

"Cuaca buruk itu membahayakan keselamatan nelayan. Karena itu kami minta nelayan tidak melaut sampai kondisi di perairan aman," kata Hasbi.

Selama musim angin utara, kata dia sejumlah nelayan menjadi korban akibat keganasan gelombang laut dan angin kencang. Setidaknya ada tiga kasus nelayan terombang-ambing di lautan hingga masuk ke Perairan Malaysia dalam tiga bulan terakhir. Nelayan itu berasal dari Natuna dan Karimun.

Salah satu nelayan di Bintan baru-baru ini juga berombang-ambing sampai di Bangka Belitung setelah perahu yang digunakannya hancur akibat dihantam gelombang.

"Ada juga kasus nelayan yang meninggal dunia saat melaut. Kami harap kejadian pilu seperti ini tidak terulang lagi," ucapnya.

Hasbi juga mengingatkan warga pesisir untuk tidak berenang di laut saat cuaca buruk. Beberapa kasus anak meninggal dunia karena tenggelam di laut.

Orang mustahil dapat bertahan lama di dalam laut ketika gelombang laut yang tinggi, angin kencang, dan arus bawah laut yang kuat.

"Hari ini kami terima informasi ada satu orang anak di Bintan yang meninggal dunia setelah tenggelam di laut," katanya.

Ia juga mengingatkan warga pesisir untuk mewaspadai pasang air laut maksimum meningkat sejak 20 Februari 2023 sampai sekarang. Barang-barang elektronik yang berada di lantai rumah sebaiknya pindahkan ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terendam air laut.

"Banyak peralatan elektronik milik warga pesisir di Tanjungpinang dan Bintan rusak karena terendam air laut saat pasang air laut maksimum dan sangat cepat," ujarnya.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Tanjungpinang Khalid banjir rob yang terjadi dalam beberapa hari ini di beberapa kawasan di Tanjungpinang dan Bintan disebabkan fenomena "Super New Moon" atau fase bulan baru yang bersamaan dengan jarak terdekat bulan ke bumi.

"Hingga awal Maret 2023 masih musim angin utara sehingga harus diwaspadai gelombang laut yang tinggi dan angin kencang," katanya.

Pewarta : Nikolas Panama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024