Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi merekam 97 kali gempa guguran Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta selama periode pengamatan pada Sabtu (3/6) pukul 00.00-24.00 WIB.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Ahad, mengatakan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat tiga kali gempa fase banyak, serta satu kali gempa tektonik.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis-sedang dengan tinggi 10 meter sampai 20 meter di atas puncak Merapi.

Pada periode pengamatan itu, tercatat 22 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.

"Terdengar tiga kali suara guguran dengan intensitas sedang dari Pos Babadan," kata dia.

Perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement terukur 3,4 cm per hari dalam tujuh hari terakhir.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 19—25 Mei 2023, pada kubah barat daya Merapi, teramati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava.

Sementara, untuk kubah tengah tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan.


 

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024