Batam (ANTARA) - Amazon Web Services (AWS) mengajak perbankan daerah di seluruh Indonesia untuk membangun ketahanan siber sebagai upaya pencegahan serangan pada sistem transaksi digital. 

Solution Architect PT Fortress Data Services (FDS) & PT Sarana Pactindo (PAC) Satriyo Suryoputranto di Batam, Kamis mengatakan perbankan masuk dalam dua kategori yang menjadi sasaran kejahatan siber sehingga diperlukan penguatan sistem untuk melindungi data bagi perbankan.

"Pertama bidang medis kemudian bidang perbankan, itulah yang paling sering di serang. Kalau medis lebih ke data, karena data berharga soalnya. Sementara perbankan memang finansialnya yang diserang," kata Satriyo. 

Ia menjelaskan untuk membangun ketahanan siber membutuhkan biaya yang cukup besar serta harus dilakukan secara berkelanjutan dan memiliki perencanaan yang baik. 

"Karena sekali kebobolan dan serang siber yang bisa mengakibatkan sistem bank itu lumpuh, semua fatal. Kerugian pun mulai kepercayaan nasabahnya, reputasi perusahaan hilang, dan juga ada kerugian finansial. Bahkan bisnis yang hilang," ujar dia.

Menurut Satriyo, sifat transaksi yang saat ini sudah mulai beralih dari tunai ke non tunai dan dapat dilakukan dengan jarak jauh, maka penting dilakukan keamanan dalam sistem perbankan.

"Penyerang juga akan melakukan yang semakin canggih, serangan juga akan dilakukan semakin intens dan kompleks juga dan pola-pola baru juga dilakukan. Maka dari sisi bank juga harus memiliki peningkatan terhadap proses ketahanan siber," ujar Satriyo.

Berdasarkan data statistik, Satriyo menyampaikan risiko terjadinya serangan siber tidak hanya terjadi pada perbankan daerah, tetapi juga secara menyeluruh.

"Kalau dari statistik tidak ada pembedaan cakupannya, semua bisa kena. Bahwa di statistik disebutkan bahwa level atau risiko perbankan maupun institusi kelas menegah dan kecil untuk terkena serangan itu lebih tinggi dibanding yang kelas besar," kata dia. 


Pewarta : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024