Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bintan menerima penghargaan karena berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri).
Penghargaan diberikan secara simbolis oleh Gubernur Ansar Ahmad kepada Sekda Bintan Ronny Kartika pada upacara HUT ke-21 Provinsi Kepri di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, Minggu (24/9).
"Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena kerja keras Pemkab Bintan yang bagus, kompak, terstruktur, dan sistematis sehingga bisa menurunkan angka stunting dengan bagus," kata Gubernur Ansar.
Sekda Kabupaten Bintan, Ronny Kartika, menuturkan bahwa penghargaan tersebut merupakan kerja keras dari pemkab dan seluruh stakeholder terkait, karena komitmen dan sinergitas semua pihak menjadi faktor utama dalam penurunan stunting.
Menurutnya, Pemkab Bintan terus melakukan terobosan program percepatan penurunan stunting, melakukan edukasi dan penanganan secara efektif, serta memaksimalkan program rumah asuh bagi anak stunting.
"Persentase prevalensi angka stunting Bintan hingga akhir 2022 terdata sebanyak 3,41 persen, turun 1,82 dibandingkan tahun 2021 di angka 5,23 persen, sedangkan pada tahun 2020 angka prevalensi Bintan mencapai 11,20 persen," ungkapnya.
Lanjut Ronny menyampaikan bahwa dampak jangka pendek dari stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan serta gangguan pertumbuhan fisik hingga metabolisme.
Sementara dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, sulit belajar, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya gangguan metabolik yang kemudian tidak memiliki daya saing dalam dunia kerja.
"Penanganan kasus stunting menjadi prioritas kita sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, dengan target Bintan zero stunting," ujar Ronny Kartika.
Penghargaan diberikan secara simbolis oleh Gubernur Ansar Ahmad kepada Sekda Bintan Ronny Kartika pada upacara HUT ke-21 Provinsi Kepri di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, Minggu (24/9).
"Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena kerja keras Pemkab Bintan yang bagus, kompak, terstruktur, dan sistematis sehingga bisa menurunkan angka stunting dengan bagus," kata Gubernur Ansar.
Sekda Kabupaten Bintan, Ronny Kartika, menuturkan bahwa penghargaan tersebut merupakan kerja keras dari pemkab dan seluruh stakeholder terkait, karena komitmen dan sinergitas semua pihak menjadi faktor utama dalam penurunan stunting.
Menurutnya, Pemkab Bintan terus melakukan terobosan program percepatan penurunan stunting, melakukan edukasi dan penanganan secara efektif, serta memaksimalkan program rumah asuh bagi anak stunting.
"Persentase prevalensi angka stunting Bintan hingga akhir 2022 terdata sebanyak 3,41 persen, turun 1,82 dibandingkan tahun 2021 di angka 5,23 persen, sedangkan pada tahun 2020 angka prevalensi Bintan mencapai 11,20 persen," ungkapnya.
Lanjut Ronny menyampaikan bahwa dampak jangka pendek dari stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan serta gangguan pertumbuhan fisik hingga metabolisme.
Sementara dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, sulit belajar, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya gangguan metabolik yang kemudian tidak memiliki daya saing dalam dunia kerja.
"Penanganan kasus stunting menjadi prioritas kita sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, dengan target Bintan zero stunting," ujar Ronny Kartika.