Batam (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepulauan Riau menggalakkan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menekan kenaikan harga komoditas pangan di Kepri.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri Adidoyo Prakoso di Batam, Jumat, mengatakan TPID terus melaksanakan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) TPID dan bersinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi barang, kecukupan ketersediaan pasokan, dan kewajaran harga pangan.
Selain itu, dilaksanakan penandatanganan 17 MoU Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan Sumatera Barat, Jambi, dan Lampung agar tidak terjadi inflasi
"Untuk mendukung ketahanan pangan telah dilaksanakan operasi pasar melalui GPM dan program peningkatan pemanfaatan alsintan dan sarana prasarana produksi pengolahan pakan unggas untuk menjamin ketersediaan pasokan daging ayam," kata Adidoyo.
Baca juga:
Batam berkabut, BMKG pastikan tidak ada asap kiriman
Penyaluran bantuan pangan beras tahap I di Kepri rampung
Ia menjelaskan untuk mengamankan ketersediaan pasokan, TPID berupaya meningkatkan produksi pangan lokal, mendorong dan mengoptimalkan program tanam pekarangan, meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar dan air laut, serta pemenuhan pakan ternak dengan harga lebih terjangkau.
"Untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi untuk memperlancar distribusi pasokan agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup," ujar dia.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Kepri mengalami inflasi sebesar 0,16 persen (mtm).
Secara tahun kalender inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 1,21 persen (ytd) dan tercatat sebagai inflasi tahun kalender terendah se-Sumatera sekaligus peringkat ketiga terendah se-Indonesia.
Baca juga:
Pemkab Natuna salurkan 2,2 ton beras kepada masyarakat kurang mampu
Imigrasi catat penerbitan paspor di Batam capai 82.389
Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,12 persen (mtm) dan 0,42 persen (mtm).
Dengan demikian, secara tahunan mencatatkan inflasi sebesar 2,28 persen (yoy) atau masih terkendali berada dalam kisaran target inflasi nasional 3,0±1 persen.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni beras, wortel, dan tomat sejalan dengan turunnya pasokan dari sentra produsen," kata Adidoyo.
Baca juga:
Pembangunan rumah warga suku laut di Lingga sudah 50 persen
Kantor Imigrasi Batam peroleh PNBP paspor Rp40,6 miliar
KPU Tanjungpinang sebut 11 partai politik ajukan perubahan rancangan DCT
BPBD Kepri temukan adanya karhutla skala sedang di Kepulauan Anambas
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri Adidoyo Prakoso di Batam, Jumat, mengatakan TPID terus melaksanakan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) TPID dan bersinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi barang, kecukupan ketersediaan pasokan, dan kewajaran harga pangan.
Selain itu, dilaksanakan penandatanganan 17 MoU Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan Sumatera Barat, Jambi, dan Lampung agar tidak terjadi inflasi
"Untuk mendukung ketahanan pangan telah dilaksanakan operasi pasar melalui GPM dan program peningkatan pemanfaatan alsintan dan sarana prasarana produksi pengolahan pakan unggas untuk menjamin ketersediaan pasokan daging ayam," kata Adidoyo.
Baca juga:
Batam berkabut, BMKG pastikan tidak ada asap kiriman
Penyaluran bantuan pangan beras tahap I di Kepri rampung
Ia menjelaskan untuk mengamankan ketersediaan pasokan, TPID berupaya meningkatkan produksi pangan lokal, mendorong dan mengoptimalkan program tanam pekarangan, meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar dan air laut, serta pemenuhan pakan ternak dengan harga lebih terjangkau.
"Untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi untuk memperlancar distribusi pasokan agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup," ujar dia.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Kepri mengalami inflasi sebesar 0,16 persen (mtm).
Secara tahun kalender inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 1,21 persen (ytd) dan tercatat sebagai inflasi tahun kalender terendah se-Sumatera sekaligus peringkat ketiga terendah se-Indonesia.
Baca juga:
Pemkab Natuna salurkan 2,2 ton beras kepada masyarakat kurang mampu
Imigrasi catat penerbitan paspor di Batam capai 82.389
Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,12 persen (mtm) dan 0,42 persen (mtm).
Dengan demikian, secara tahunan mencatatkan inflasi sebesar 2,28 persen (yoy) atau masih terkendali berada dalam kisaran target inflasi nasional 3,0±1 persen.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni beras, wortel, dan tomat sejalan dengan turunnya pasokan dari sentra produsen," kata Adidoyo.
Baca juga:
Pembangunan rumah warga suku laut di Lingga sudah 50 persen
Kantor Imigrasi Batam peroleh PNBP paspor Rp40,6 miliar
KPU Tanjungpinang sebut 11 partai politik ajukan perubahan rancangan DCT
BPBD Kepri temukan adanya karhutla skala sedang di Kepulauan Anambas