Batam (ANTARA) - Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Kepulauan Riau mencatat terdapat sekitar 28 titik lokasi banjir di kota itu.
Kepala DBMSDA Kota Batam Suhar di Batam, Jumat, mengatakan salah satu titik lokasi banjir tersebut di Kawasan Bengkong Swadebi.
Ia menjelaskan untuk kondisi banjir yang merendam kawasan tersebut, karena proses pembuangan air dari hulu ke laut yang lambat, sehingga ketika debit air meningkat, luapan air masuk dan merendam rumah warga.
"Bengkong Swadebi tidak bisa dioptimalkan kinerja salurannya, karena sudah padat oleh bangunan rumah. Ini menyebabkan alat berat tidak bisa masuk. Sudah dari tahun 2000 lokasinya seperti itu. Jadi, hanya bisa mengandalkan petugas untuk membersihkan saluran dan secara manual, sebab alat tak bisa masuk," kata Suhar.
Ia menyampaikan ada dua solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan banjir di Kawasan Bengkong Swadebi, yakni kapasitas saluran dinaikkan dan menaikkan sistem pembuangan air menuju laut dengan menggunakan teknologi atau mesin pompa.
"Itu yang bisa dilakukan secara maksimal agar persoalan banjir teratasi. Kalau hanya mengandalkan pelebaran drainase saja tidak akan bisa," ujar dia.
Sementara itu, persoalan banjir di Kawasan Tiban, pihaknya sudah mengusulkan usulan jalan pintas atau tidak memakai saluran yang ada sekarang.
Sebagai solusinya, akan dibangun saluran baru yang lokasinya tidak jauh dari titik banjir.
"Posisinya masih di right of way. Nanti kami tarik ke arah sungai Tiban. Rancangan bangunan rinci sudah ada, juga sudah kami usulkan jalur drainase baru untuk mengentaskan persoalan banjir di Tiban," kata Suhar.
Suhar mengatakan kebutuhan pembukaan jalur drainase baru sudah menjadi kebutuhan. Pihaknya juga sudah mengusulkan hal ini dalam setiap pembahasan anggaran.
"Batam ini banyak program yang harus digulirkan dan kami tetap usulkan setiap tahunnya, karena rancangan bangun rinci sudah ada. Tinggal menunggu persetujuan anggaran saja," ujar dia.