Tanjungpinang (ANTARA) - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), melakukan kolaborasi dengan Pahlawan Inovasi Teknologi, Ady Indra Pawennari dalam pelaksanaan program Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) di bidang ketahanan pangan.
Program SAE yang ditaja dalam bentuk penanaman padi dan jagung tersebut, dilaksanakan di atas lahan pasca tambang bauksit di Pulau Dompak, Kelurahan Dompak, Kota Tanjungpinang, Kepri.
"Ini pilot project pemberdayaan narapidana. Mereka sengaja kami ajak untuk ikut berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan di daerah ini," ungkap Kepala Rutan Kelas I Tanjungpinang, Eri Erawan, Sabtu.
Senada, Ady Indra Pawennari selaku pelopor budidaya tanaman padi di atas lahan pasca tambang bauksit di Tanjungpinang, menyampaikan pelibatan narapidana dalam program SAE di bidang ketahanan pangan di daerah ini, merupakan jawaban atas kegagalan pemerintah dalam pengelolaan food estate di beberapa daerah di Indonesia.
Ia juga menyarankan pemerintah yang kekurangan tenaga kerja untuk mengelola food estate agar bisa belajar ke Rutan Kelas I Tanjungpinang.
"Rutan dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia punya ratusan ribu narapidana yang bisa diberdayakan, khususnya untuk program ketahanan pangan," ujar dia.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Kepri, Rika Azmi, mengapresiasi sekaligus mendukung atas kepedulian Rutan Kelas I Tanjungpinang di bidang ketahanan pangan.
Dia pun menyambut baik pertumbuhan padi dan jagung yang ditanam narapidana di kawasan Pulau Dompak cukup bagus, padahal di atas lahan bauksit.
"Insya Allah, saya akan sampaikan ke pak Gubernur Ansar Ahmad. Mudah-mudahan beliau bisa hadir pada saat panen nanti," ujar Rika Azmi.
Kondisi padi dan jagung yang ditanam para narapidana di atas lahan bauksit di Pulau Dompak saat ini terlihat tumbuh dengan subur. Padahal lahan yang ditanami itu, struktur tanahnya keras dan berbatu.
Program SAE yang ditaja dalam bentuk penanaman padi dan jagung tersebut, dilaksanakan di atas lahan pasca tambang bauksit di Pulau Dompak, Kelurahan Dompak, Kota Tanjungpinang, Kepri.
"Ini pilot project pemberdayaan narapidana. Mereka sengaja kami ajak untuk ikut berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan di daerah ini," ungkap Kepala Rutan Kelas I Tanjungpinang, Eri Erawan, Sabtu.
Senada, Ady Indra Pawennari selaku pelopor budidaya tanaman padi di atas lahan pasca tambang bauksit di Tanjungpinang, menyampaikan pelibatan narapidana dalam program SAE di bidang ketahanan pangan di daerah ini, merupakan jawaban atas kegagalan pemerintah dalam pengelolaan food estate di beberapa daerah di Indonesia.
Ia juga menyarankan pemerintah yang kekurangan tenaga kerja untuk mengelola food estate agar bisa belajar ke Rutan Kelas I Tanjungpinang.
"Rutan dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia punya ratusan ribu narapidana yang bisa diberdayakan, khususnya untuk program ketahanan pangan," ujar dia.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Kepri, Rika Azmi, mengapresiasi sekaligus mendukung atas kepedulian Rutan Kelas I Tanjungpinang di bidang ketahanan pangan.
Dia pun menyambut baik pertumbuhan padi dan jagung yang ditanam narapidana di kawasan Pulau Dompak cukup bagus, padahal di atas lahan bauksit.
"Insya Allah, saya akan sampaikan ke pak Gubernur Ansar Ahmad. Mudah-mudahan beliau bisa hadir pada saat panen nanti," ujar Rika Azmi.
Kondisi padi dan jagung yang ditanam para narapidana di atas lahan bauksit di Pulau Dompak saat ini terlihat tumbuh dengan subur. Padahal lahan yang ditanami itu, struktur tanahnya keras dan berbatu.