BMKG: Waspada potensi hujan sedang di Kepri hingga 11 Maret

id potensi hujan, cuaca pancaroba, bmkg batam, kepulauan riau, peringatan dini cuaca,kepri,batam,tanjungpinang

BMKG: Waspada potensi hujan sedang di Kepri hingga 11 Maret

Lokasi wisata private Nongsa Point Marina, Kota Batam, Kepulauan Riau, berhias menyambut Ramadhan. (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Batam (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi terjadi sampai 11 Maret di wilayah Kepulauan Riau, masyarakat diimbau untuk waspada dan siaga.

“Menurut prakiraan kami hanya potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang terhitung mulai hari ini sampai tanggal 11 Maret nanti,” kata Prakirawan Pande Made Rony dikonfirmasi ANTARA di Batam, Rabu.

Meski intensitas hujan diprediksi ringan hingga sedang, BMKG tetap mengimbau masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor untuk tetap waspada.

“Tapi kami tetap mengimbau agar tetap waspada potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang di hampir seluruh wilayah Kepri pada siang dan malam hari,” katanya.

Imbauan ini juga disebarluaskan oleh BMKG melalui kanal-kanal informasi, maupun sosial media yang dimiliki.

Pada 13 Januari 2025, longsor melanda Kota Batam merusak sejumlah rumah, dan menewaskan empat orang akibat tertimbun material longsor.

Longsor terjadi karena tebingan tidak mampu menahan air hujan dan memiliki daya dukung lemah, akibat hujan yang turun selama beberapa hari tanpa jeda.

Sementara itu, bencana banjir setinggi 1-4 meter saat ini melanda pemukiman di beberapa daerah di Indonesia, seperti Bekasi, Jakarta, Depok, Tangerang, dan Puncak, Bogor.

Di Kota Bekasi, banjir merendam delapan kecamatan dari total 12 kecamatan yang ada. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat rapat bersama dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Suharyanto dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Selasa, melaporkan aktivitas publik di delapan kecamatan yang terendam banjir itu lumpuh total.

Banjir paling parah terjadi di sepanjang lintasan Sungai Bekasi, terutama di area pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari 8 meter, lebih tinggi dibandingkan dengan banjir pada tahun 2016 dan 2020.

Banjir disebabkan oleh meluapnya air dari tanggul yang dibangun Balai Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BWSCC). Selain itu, ada juga patahan dan tanggul yang belum terbangun di sepanjang sungai sehingga memperparah dampak banjir.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta kepala daerah di wilayah terdampak banjir untuk terus waspada, menyiagakan alat komunikasi serta memastikan tak ada warga yang berada di dekat lintasan banjir atau daerah aliran sungai (DAS).

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto, Selasa (4/3), menyebut warga dapat menjadi korban manakala mereka berada di titik-titik rawan seperti dekat aliran sungai atau area-area yang perlintasan banjir.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE