Natuna, Kepri (ANTARA) - Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, membina 1.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerahnya.
Fasilitator Rumah BUMN Kabupaten Natuna Ayundia Stianingsih di Natuna, Kepri, Senin, mengatakan pembinaan yang dilakukan antara lain pengenalan sosial media, cara memasarkan produk, pembukuan hasil penjualan, dan cara menjaga rasa dari produk.
"Bimbingan sistematis, kalau UMKM belum terdaftar kita daftarkan dulu, kita berikan pelatihan dasar, seperti mengenalkan media sosial, setelah mereka sudah bisa menggunakan media sosial, kita bukakan marketplace," ucap dia.
Meski demikian, lanjut dia, dari 1.000 UMKM yang dibina itu, hanya 500 UMKM yang aktif.
Ia menambahkan pihaknya tidak pernah berdiam diri, namun tetap memantau perkembangan usaha dari pelaku UMKM tersebut.
"Tidak semua aktif, ada beberapa UMKM musiman, pas jualan mereka sepi, mereka memilih untuk ikut bekerja di tempat lain," ucap dia.
Ia menjelaskan UMKM binaan didominasi bidang makanan. "Rata-rata makanan, seperti kerupuk dan lainnya," ujar dia.
Selain membina, sambung dia, pihaknya juga memberikan bantuan alat produksi kepada pelaku UMKM yang aktif.
"Untuk bantuan tidak sembarangan, kita pilih mereka yang aktif," ujar dia
Menurut dia, produk UMKM di Natuna layak untuk dipasarkan ke luar negeri, hanya saja harus dilakukan peningkatan dalam pengelolaannya.
Ia mengungkapkan saat ini pihaknya tengah berupaya membantu pelaku UMKM memasarkan beberapa produk ke pasar luar negeri.
"Ada 10 produk yang tengah kita lakukan kurasi di Jakarta, barangnya sudah kita kirim ke Jakarta," ungkap dia.
Baca juga:
Dinkes Tanjungpinang: Gerakan aktif ke posyandu guna tekan stunting
Dinkes Tanjungpinang beri makanan tambahan bagi balita berisiko stunting
Fasilitator Rumah BUMN Kabupaten Natuna Ayundia Stianingsih di Natuna, Kepri, Senin, mengatakan pembinaan yang dilakukan antara lain pengenalan sosial media, cara memasarkan produk, pembukuan hasil penjualan, dan cara menjaga rasa dari produk.
"Bimbingan sistematis, kalau UMKM belum terdaftar kita daftarkan dulu, kita berikan pelatihan dasar, seperti mengenalkan media sosial, setelah mereka sudah bisa menggunakan media sosial, kita bukakan marketplace," ucap dia.
Meski demikian, lanjut dia, dari 1.000 UMKM yang dibina itu, hanya 500 UMKM yang aktif.
Ia menambahkan pihaknya tidak pernah berdiam diri, namun tetap memantau perkembangan usaha dari pelaku UMKM tersebut.
"Tidak semua aktif, ada beberapa UMKM musiman, pas jualan mereka sepi, mereka memilih untuk ikut bekerja di tempat lain," ucap dia.
Ia menjelaskan UMKM binaan didominasi bidang makanan. "Rata-rata makanan, seperti kerupuk dan lainnya," ujar dia.
Selain membina, sambung dia, pihaknya juga memberikan bantuan alat produksi kepada pelaku UMKM yang aktif.
"Untuk bantuan tidak sembarangan, kita pilih mereka yang aktif," ujar dia
Menurut dia, produk UMKM di Natuna layak untuk dipasarkan ke luar negeri, hanya saja harus dilakukan peningkatan dalam pengelolaannya.
Ia mengungkapkan saat ini pihaknya tengah berupaya membantu pelaku UMKM memasarkan beberapa produk ke pasar luar negeri.
"Ada 10 produk yang tengah kita lakukan kurasi di Jakarta, barangnya sudah kita kirim ke Jakarta," ungkap dia.
Baca juga:
Dinkes Tanjungpinang: Gerakan aktif ke posyandu guna tekan stunting
Dinkes Tanjungpinang beri makanan tambahan bagi balita berisiko stunting