Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) meluncurkan gerakan sayang ibu dan anak (Gesa Buana) dan posyandu holistik terintegrasi layanan primer di Posyandu Saliara Perumahan Bukit Raya, Kota Tanjungpinang.
"Ini dalam rangka meningkatkan indikator kinerja utama di bidang kesehatan," kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad usai kegiatan peluncuran, Kamis.
Ansar mengatakan indikator kesehatan dimaksud antara lain angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan prevalensi stunting. Ketiganya merupakan ukuran keberhasilan dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat yang setinggi tingginya.
Sebagai informasi, kata Ansar, AKI di Kepri saat ini mengalami kenaikan dari 83/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2022 menjadi 98/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2023.
Meskipun capaian itu lebih dibandingkan dengan capaian AKI nasional yang sebesar 189/100.000 kelahiran hidup, namun kondisi ini merupakan tantangan bagi semua pihak dalam mencapai tujuan sustainable development goals (SDGs) yaitu mengurangi AKI hingga di bawah 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Menurut Ansar bicara mengenai ibu dan anak juga berbicara tentang masa depan negeri. Ia menegaskan bahwa anak-anak yang sehat akan menjadi generasi-generasi yang tumbuh sehat dan kuat serta akan menjamin kelangsungan pembangunan bangsa ini ke depan. Maka itu, ibu hamil menjadi sasaran penting pemerintah dalam melakukan intervensi program dan kita wajib menurunkan terus angka kematian ibu ketika melahirkan.
"Bagaimana kita memastikan setiap ibu hamil melahirkan itu mesti melahirkan dengan baik dan selamat maka tugas pemerintah menjamin itu," ucap Ansar.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mochammad Bisri menjelaskan Gesa Buana merupakan suatu upaya promotif preventif yang dilakukan dengan tujuan penyelamatan ibu dan bayi dari ancaman kesakitan dan kematian, serta mewujudkan Kepri bebas stunting dengan konsep holistik terintegrasi melalui pendekatan siklus hidup yang pada akhirnya berdampak pada penurunan AKI, AKB dan stunting.
Oleh karenanya, kata Bisri, posyandu menjadi wadah pemberdayaan masyarakat yang memiliki peran dan fungsi strategis untuk mendekatkan berbagai pelayanan kesehatan dasar di masyarakat termasuk pelayanan sosial lainnya di Kepri.
Ia memaparkan posyandu memiliki potensi besar karena mampu menjangkau tidak hanya di tiap desa dan kelurahan namun sampai ke RW maupun dusun. Berdasarkan data program tahun 2023 di Kepri telah berdiri 1.499 posyandu.
"Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebanyak 1.467 posyandu dengan 98,73 persen di.antaranya dikategorikan sebagai posyandu aktif. Peningkatan jumlah ini telah menunjukkan peningkatan kualitas posyandu di Kepri," katanya pula.
"Ini dalam rangka meningkatkan indikator kinerja utama di bidang kesehatan," kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad usai kegiatan peluncuran, Kamis.
Ansar mengatakan indikator kesehatan dimaksud antara lain angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan prevalensi stunting. Ketiganya merupakan ukuran keberhasilan dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat yang setinggi tingginya.
Sebagai informasi, kata Ansar, AKI di Kepri saat ini mengalami kenaikan dari 83/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2022 menjadi 98/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2023.
Meskipun capaian itu lebih dibandingkan dengan capaian AKI nasional yang sebesar 189/100.000 kelahiran hidup, namun kondisi ini merupakan tantangan bagi semua pihak dalam mencapai tujuan sustainable development goals (SDGs) yaitu mengurangi AKI hingga di bawah 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Menurut Ansar bicara mengenai ibu dan anak juga berbicara tentang masa depan negeri. Ia menegaskan bahwa anak-anak yang sehat akan menjadi generasi-generasi yang tumbuh sehat dan kuat serta akan menjamin kelangsungan pembangunan bangsa ini ke depan. Maka itu, ibu hamil menjadi sasaran penting pemerintah dalam melakukan intervensi program dan kita wajib menurunkan terus angka kematian ibu ketika melahirkan.
"Bagaimana kita memastikan setiap ibu hamil melahirkan itu mesti melahirkan dengan baik dan selamat maka tugas pemerintah menjamin itu," ucap Ansar.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mochammad Bisri menjelaskan Gesa Buana merupakan suatu upaya promotif preventif yang dilakukan dengan tujuan penyelamatan ibu dan bayi dari ancaman kesakitan dan kematian, serta mewujudkan Kepri bebas stunting dengan konsep holistik terintegrasi melalui pendekatan siklus hidup yang pada akhirnya berdampak pada penurunan AKI, AKB dan stunting.
Oleh karenanya, kata Bisri, posyandu menjadi wadah pemberdayaan masyarakat yang memiliki peran dan fungsi strategis untuk mendekatkan berbagai pelayanan kesehatan dasar di masyarakat termasuk pelayanan sosial lainnya di Kepri.
Ia memaparkan posyandu memiliki potensi besar karena mampu menjangkau tidak hanya di tiap desa dan kelurahan namun sampai ke RW maupun dusun. Berdasarkan data program tahun 2023 di Kepri telah berdiri 1.499 posyandu.
"Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebanyak 1.467 posyandu dengan 98,73 persen di.antaranya dikategorikan sebagai posyandu aktif. Peningkatan jumlah ini telah menunjukkan peningkatan kualitas posyandu di Kepri," katanya pula.