Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkap, terdapat enam investor baru yang mengantre untuk berinvestasi membangun pusat data (data center) di KEK Nongsa Digital Park, Batam.

Para investor tersebut berasal dari negara-negara maju, seperti China, Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Namun, dia belum mengetahui total nilai investasi yang ditawarkan.

“Saat ini Nongsa sudah memulai data center, ada 10 data center. Ada 6 yang sudah ngantre. Jadi memang data center ini sekarang sangat masif, karena beberapa tahun lalu kan Singapura moratorium karena kebutuhan listrik dan airnya kan besar sekali,” kata Susiwijono di Jakarta, Kamis.

Hingga saat ini, tercatat 10 data center yang tengah dibangun di KEK Nongsa Digital Park, dengan sembilan di antaranya dalam proses pembangunan, dan satu laonnya dalam tahap komitmen proyek.

Susiwijono menilai, pembangunan data center saat ini menjadi kebutuhan banyak negara dan perusahaan mengingat perlunya lahan, sumber listrik dan air guna membangun sistem penyimpangan data digital.


Namun, menurut Susiwijono, untuk dapat membangun lebih banyak data center di Nongsa Digital Park diperlukan lahan, pasokan listrik dan air yang tidak sedikit.

Karenanya,  pemerintah saat ini tengah fokus untuk mencari perluasan lahan guna mengembangkan investasi data center. Saat ini masih diperlukan sekitar 20-30 hektare luas lahan agar dapat menampung 16 data center Batam.

“Satu data center itu rata-rata 3-4 (hektare) tapi plus semuanya sekitar 5 hektare. Jadi yang kemarin baru dapat 10 yang nyambung, jadi masih perlu lagi sekitar 20-30 hektare,” kata Susiwijono.

Secara terpisah, Direktur PT Taman Resor Internet selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Nongsa Peters Vincen menilai, Batam dipilih sebagai lokasi Pusat Data Nasional kedua karena beberapa alasan strategis.

Yang pertama, Batam memiliki zona geografis yang aman, tidak termasuk dalam daerah cincin api.

Kedua, lokasi Batam yang hanya sekitar 2 hingga 3 km dengan Tanjung Bemban yang merupakan titik pertemuan jalur kabel (subsea cable) internasional yang menghubungkan kota-kota di Indonesia, Malaysia, Singapura, hingga Hong Kong dan pesisir barat Amerika Serikat.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah sebut ada 6 investor antre membangun data center di Batam

Pewarta : Bayu Saputra
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024