Batam (ANTARA) - Tiang penangkap petir di kubah Masjid Agung Raja Hamidah Batam bengkok akibat hujan badai pada Selasa sekitar pukul 18.30 WIB.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Batam Rudi Panjaitan saat dihubungi di Batam, Selasa, mengatakan atas kejadian tersebut Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) langsung melakukan peninjauan ke Masjid Agung untuk memastikan situasi di lokasi.
Ia menyampaikan akibat hal tersebut, rembesan air hujan juga terjadi dan membasahi ruangan di dalam Masjid Agung Raja Hamidah.
"Malam ini Dinas CKTR langsung komunikasi dan langsung turun ke lokasi. Memang jadi ada rembesan air juga karena bengkok tiang penangkal petir. Dan itu langsung diperbaiki oleh pihak ketiga Adhi Karya, karena itu masih jadi tanggung jawab dia," ujar Rudi.
Ia menyampaikan pada saat kejadian terdapat sejumlah masyarakat yang sedang melaksanakan Shalat Maghrib, tetapi tidak mengalami gangguan atas terjadi kebengkokan tiang penangkal petir di kubah masjid itu.
"Airnya rembes ke dalam masjid tapi tidak banyak, karena memang bengkok, sehingga ada rembesan air ke dalam, sudah dilihat tadi. Masyarakat memang kebetulan ada beberapa orang yang sedang melaksanakan Shalat Maghrib. Tapi tidak ada gangguan," kata dia.
Selain kubah Masjid Agung Raja Hamidah, sejumlah pohon tumbang di ruas jalan di Kota Batam akibat hujan badai.
Dengan begitu, Rudi mengimbau agar masyarakat tidak panik jika kejadian serupa terulang kembali dan tetap waspada.
Adapun masyarakat dapat melaporkan kepada tim tanggap darurat Pemkot Batam melalui 112 yang dipastikan mendapat respon cepat.
"Kita berada di kepulauan jadi sangat potensial untuk angin yang seperti ini, yang hidrometeorologi. Jika terjadi kejadian seperti ini, masyarakat jangan panik, cari tempat yang kokoh untuk berlindung," kata dia.
"Masyarakat yang mendapatkan laporan atau kejadian pohon tumbang yang mengganggu lalu lintas jalan ataupun orang, bisa diinformasikan ke 112. Itu langsung merespon secara cepat kejadian darurat yang terjadi di Batam," kata Rudi.*
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Batam Rudi Panjaitan saat dihubungi di Batam, Selasa, mengatakan atas kejadian tersebut Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) langsung melakukan peninjauan ke Masjid Agung untuk memastikan situasi di lokasi.
Ia menyampaikan akibat hal tersebut, rembesan air hujan juga terjadi dan membasahi ruangan di dalam Masjid Agung Raja Hamidah.
"Malam ini Dinas CKTR langsung komunikasi dan langsung turun ke lokasi. Memang jadi ada rembesan air juga karena bengkok tiang penangkal petir. Dan itu langsung diperbaiki oleh pihak ketiga Adhi Karya, karena itu masih jadi tanggung jawab dia," ujar Rudi.
Ia menyampaikan pada saat kejadian terdapat sejumlah masyarakat yang sedang melaksanakan Shalat Maghrib, tetapi tidak mengalami gangguan atas terjadi kebengkokan tiang penangkal petir di kubah masjid itu.
"Airnya rembes ke dalam masjid tapi tidak banyak, karena memang bengkok, sehingga ada rembesan air ke dalam, sudah dilihat tadi. Masyarakat memang kebetulan ada beberapa orang yang sedang melaksanakan Shalat Maghrib. Tapi tidak ada gangguan," kata dia.
Selain kubah Masjid Agung Raja Hamidah, sejumlah pohon tumbang di ruas jalan di Kota Batam akibat hujan badai.
Dengan begitu, Rudi mengimbau agar masyarakat tidak panik jika kejadian serupa terulang kembali dan tetap waspada.
Adapun masyarakat dapat melaporkan kepada tim tanggap darurat Pemkot Batam melalui 112 yang dipastikan mendapat respon cepat.
"Kita berada di kepulauan jadi sangat potensial untuk angin yang seperti ini, yang hidrometeorologi. Jika terjadi kejadian seperti ini, masyarakat jangan panik, cari tempat yang kokoh untuk berlindung," kata dia.
"Masyarakat yang mendapatkan laporan atau kejadian pohon tumbang yang mengganggu lalu lintas jalan ataupun orang, bisa diinformasikan ke 112. Itu langsung merespon secara cepat kejadian darurat yang terjadi di Batam," kata Rudi.*