Bintan, Kepri (ANTARA) - Tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad Tammu (84), seorang nelayan yang hilang kontak di perairan Senggiling, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Kantor SAR Kota Tanjungpinang Fazzly mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal di lokasi kejadian kecelakaan pada Kamis (19/9), sekitar pukul 09.45 WIB.
"Dengan dibantu nelayan sekitar, jasad Pak Tammu akhirnya bisa ditemukan. Korban sudah dievakuasi dan dibawa menuju ke rumah duka," kata Fazzly di Tanjungpinang.
Fazzly menjelaskan korban Tammu dilaporkan hilang kontak pada saat melaut di wilayah perairan Senggiling, Selasa (17/9), sekitar pukul 21.00 WIB.
Korban mulai hilang kontak saat angin puting beliung menerjang kawasan tersebut. Informasi hilangnya korban disampaikan oleh Ketua Nelayan Senggiling Arif pada Rabu (18/9) pagi.
Dengan telah ditemukan korban, katanya, secara resmi operasi SAR dinyatakan selesai. Pencarian korban melibatkan unsur gabungan dari personel SAR, TNI/Polri, BPBD dan nelayan setempat.
"Seluruh unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing dengan ucapan terima kasih," ujar Fazzly.
Ia mengimbau masyarakat terutama yang beraktivitas di laut agar lebih waspada dan berhati-hati mengingat kondisi cuaca belakangan ini tergolong ekstrem, salah satunya angin kencang.
Cuaca ekstrem angin kencang disertai hujan pada Selasa (17/9) malam, memicu puluhan rumah warga di Bintan rusak ringan hingga berat. Selain itu, puluhan pohon tumbang akibat angin kencang.
"Kalau angin kencang, warga terutama nelayan sebaiknya tunda dulu melaut sampai kondisi cuaca membaik, dan jangan lupa lengkapi alat keselamatan saat turun ke laut, seperti life jacket," demikian Fazzly.
Kepala Kantor SAR Kota Tanjungpinang Fazzly mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal di lokasi kejadian kecelakaan pada Kamis (19/9), sekitar pukul 09.45 WIB.
"Dengan dibantu nelayan sekitar, jasad Pak Tammu akhirnya bisa ditemukan. Korban sudah dievakuasi dan dibawa menuju ke rumah duka," kata Fazzly di Tanjungpinang.
Fazzly menjelaskan korban Tammu dilaporkan hilang kontak pada saat melaut di wilayah perairan Senggiling, Selasa (17/9), sekitar pukul 21.00 WIB.
Korban mulai hilang kontak saat angin puting beliung menerjang kawasan tersebut. Informasi hilangnya korban disampaikan oleh Ketua Nelayan Senggiling Arif pada Rabu (18/9) pagi.
Dengan telah ditemukan korban, katanya, secara resmi operasi SAR dinyatakan selesai. Pencarian korban melibatkan unsur gabungan dari personel SAR, TNI/Polri, BPBD dan nelayan setempat.
"Seluruh unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing dengan ucapan terima kasih," ujar Fazzly.
Ia mengimbau masyarakat terutama yang beraktivitas di laut agar lebih waspada dan berhati-hati mengingat kondisi cuaca belakangan ini tergolong ekstrem, salah satunya angin kencang.
Cuaca ekstrem angin kencang disertai hujan pada Selasa (17/9) malam, memicu puluhan rumah warga di Bintan rusak ringan hingga berat. Selain itu, puluhan pohon tumbang akibat angin kencang.
"Kalau angin kencang, warga terutama nelayan sebaiknya tunda dulu melaut sampai kondisi cuaca membaik, dan jangan lupa lengkapi alat keselamatan saat turun ke laut, seperti life jacket," demikian Fazzly.