Batam (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau mengatakan proses verifikasi jumlah anak tidak sekolah (ATS) di daerah itu terus berjalan dengan sisa hingga saat ini berjumlah 1.002 anak.

Latar belakang verifikasi ini berawal dari data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mencatat 6.445 anak di Kota Batam putus sekolah.

"Verifikasi dimulai pada 9 September lalu, dan saat ini yang belum terverifikasi di jumlah 1.002 anak. Kami yakin setelah verifikasi rampung, hanya akan tersisa sekitar 200-300 anak yang belum terdata secara lengkap," ujar Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Disdik Batam Yusal di Batam, Senin.

Masalah utama yang ditemukan dalam proses ini, katanya, ketidaksinkronan antara informasi di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dengan data Education Management Information System (EMIS) yang mengelola sekolah berbasis agama.

“Ada banyak dari anak SD atau sekolah menengah pertama (SMP) yang melanjutkan pendidikan di pesantren. Sering hal tersebut tidak tercatat di sistem Dapodik sehingga terkesan putus sekolah,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa Kemendikbudristek melihat data yang ada di sistem Dapodik, sehingga data tersebut tidak sinkron.

Langkah-langkah verifikasi, katanya, telah diatur dan dijalankan dalam tiga minggu terakhir.

"Satuan pendidikan yang memiliki akses terhadap data-data tersebut, lalu jika sudah diverifikasi di lapangan, diberi kepada kementerian, setelah itu kami yang menerima. Proses ini terus berjalan hingga sekarang," kata Yusal.

Masalah lainnya yang dihadapi, katanya, perpindahan anak ke daerah lain tanpa melapor, sedangkan kartu keluarga (KK) mereka masih terdaftar di Batam.

"Untuk ke depannya, kami rasa kerja sama lintas sektor antara Dinas Pendidikan, kementerian, dan satuan pendidikan perlu lebih sinkron, serta data harus terus diperbarui," ujarnya.

Sebelumnya, Disdik Kota Batam menyatakan segera melakukan verifikasi dan validasi ulang terkait dengan 5.314 anak yang tercatat putus sekolah di daerah itu.

Kepala Disdik Kota Batam Tri Wahyu Rubianto mengatakan tiga kategori dalam verifikasi terkait dengan hal tersebut, yaitu anak yang tidak pernah sekolah, anak yang dikeluarkan dari sekolah, dan anak lulus tetapi tidak melanjutkan pendidikan.

Baca juga: Pemkab Natuna gelontorkan Rp2,3 miliar untuk bangun unit sekolah baru


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2024