Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) fokus mengembangkan tanaman salak sari intan sebagai komoditas unggulan hasil pertanian di daerah tersebut.
"Kami terus meningkatkan daya saing dan serta mengembangkan tanaman salak sari intan sesuai standar baku menuju pasar ekspor," kata Kepala DKPP Bintan Sri Heny Utami di Tanjungpinang, Jumat.
Sri menyebut DKPP Bintan mulai gencar memperkenalkan dan mempromosikan salak khas ini agar lebih dikenal dan dapat bersaing dalam perdagangan kancah internasional.
Ia berharap para petani salak di Bintan bisa lebih berpartisipasi dalam meningkatkan produk yang dihasilkan. Hal ini untuk memenuhi permintaan pasar sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Salak Sari Intan sudah didaftarkan pendaftaran sebagai produk Indikasi Geografis (IG) ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)," ungkapnya.
Meski demikian, kata Sri, terdapat beberapa kendala terkait pengembangan salak sari intan, karena luas lahan tanaman itu masih kecil yaitu enam hektare, sehingga hasilnya masih sedikit dan cukup sulit ditemukan di pasaran.
"Sementara yang sudah menghasilkan buah baru mencapai dua hektar lebih," ujarnya.
Dari fakta lapangan didapat bahwa hasil panen salak sari intan masih sangat kurang dalam memenuhi kebutuhan pasar. Salak yang dipasarkan masih beredar di wilayah Bintan dan Tanjungpinang. Sementara permintaan dari Batam, Medan bahkan Singapura cukup tinggi dan belum bisa terpenuhi.
Sri optimistis para petani di Bintan membudidayakan Salak Sari Intan dengan maksimal maka kesejahteraan akan meningkat.
Pemkab Bintan sendiri akan senantiasa memberi dukungan lewat berbagai upaya yang bisa dilakukan, mulai dari memberi bantuan pupuk, bibit hingga mesin-mesin pertanian.
Selain itu, pemkab juga telah memiliki UPTD pembenihan dan pembibitan sebagai sumber penghasil benih tanaman. Untuk pupuk dan sarana produksi lainnya, setiap tahun pemerintah daerah mengalokasikan anggaran.
'Dengan sinergi ini diharapkan produk salak sari intan benar-benar menjadi produk unggulan Bintan dan dapat dijadikan oleh-oleh setiap tamu yang berkunjung," demikian Sri.
"Kami terus meningkatkan daya saing dan serta mengembangkan tanaman salak sari intan sesuai standar baku menuju pasar ekspor," kata Kepala DKPP Bintan Sri Heny Utami di Tanjungpinang, Jumat.
Sri menyebut DKPP Bintan mulai gencar memperkenalkan dan mempromosikan salak khas ini agar lebih dikenal dan dapat bersaing dalam perdagangan kancah internasional.
Ia berharap para petani salak di Bintan bisa lebih berpartisipasi dalam meningkatkan produk yang dihasilkan. Hal ini untuk memenuhi permintaan pasar sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Salak Sari Intan sudah didaftarkan pendaftaran sebagai produk Indikasi Geografis (IG) ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)," ungkapnya.
Meski demikian, kata Sri, terdapat beberapa kendala terkait pengembangan salak sari intan, karena luas lahan tanaman itu masih kecil yaitu enam hektare, sehingga hasilnya masih sedikit dan cukup sulit ditemukan di pasaran.
"Sementara yang sudah menghasilkan buah baru mencapai dua hektar lebih," ujarnya.
Dari fakta lapangan didapat bahwa hasil panen salak sari intan masih sangat kurang dalam memenuhi kebutuhan pasar. Salak yang dipasarkan masih beredar di wilayah Bintan dan Tanjungpinang. Sementara permintaan dari Batam, Medan bahkan Singapura cukup tinggi dan belum bisa terpenuhi.
Sri optimistis para petani di Bintan membudidayakan Salak Sari Intan dengan maksimal maka kesejahteraan akan meningkat.
Pemkab Bintan sendiri akan senantiasa memberi dukungan lewat berbagai upaya yang bisa dilakukan, mulai dari memberi bantuan pupuk, bibit hingga mesin-mesin pertanian.
Selain itu, pemkab juga telah memiliki UPTD pembenihan dan pembibitan sebagai sumber penghasil benih tanaman. Untuk pupuk dan sarana produksi lainnya, setiap tahun pemerintah daerah mengalokasikan anggaran.
'Dengan sinergi ini diharapkan produk salak sari intan benar-benar menjadi produk unggulan Bintan dan dapat dijadikan oleh-oleh setiap tamu yang berkunjung," demikian Sri.