Tanjungpinang (ANTARA) - Pemprov Kepri melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mengkaji kebijakan konversi kapal pompong penambang Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang dari menggunakan BBM beralih ke listrik.

Kepala Dishub Provinsi Kepri Junaidi mengatakan, rencana konversi pompong listrik itu sejalan dengan program nasional untuk mendorong masyarakat beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.

"Tapi, ini masih dalam tahap kajian kami bersama stakeholder terkait, sementara untuk penerapannya belum tahu kapan," kata Junaidi di Tanjungpinang, Selasa.

Menurut dia, penggunaan pompong (kapal kayu) listrik yang biasa digunakan untuk mengangkut penumpang itu sudah banyak digunakan di sejumlah daerah, namun mayoritas untuk lintasan danau atau sungai.

Sedangkan untuk lintasan laut, seperti penyeberangan dari Dermaga Pelantar Kuning Tanjungpinang menuju Pulau Penyengat atau sebaliknya tentu memerlukan kajian lebih mendalam, salah satunya terkait pengukuran kekuatan arus dan gelombang air laut.

"Kekuatan arus dan ombaknya harus dihitung dulu agar jangan sampai nanti pompong listrik tiba-tiba mati di tengah perjalanan," ujar dia.

Junaidi menambahkan ada sekitar 48 pompong penambang lintasan Tanjungpinang-Penyengat. Pompong itu merupakan alat/kapal tradisional berbahan kayu yang mengangkut masyarakat hingga wisatawan domestik dan luar negeri yang berkunjung ke Pulau Penyengat.

Jarak tempuh lintasan Pulau Penyengat sekitar 15 menit dengan ongkos per orang Rp7.000 bagi warga asli Penyengat, dan Rp9.000 untuk pengunjung atau wisatawan.

"Kalau konversi pompong listrik Penyengat ini jadi diterapkan, maka 48 penambang itulah yang berhak mendapatkan program tersebut," ujar Junaidi.

Dia menambahkan bahwa Pemprov Kepri secara bertahap juga telah mengganti becak motor di Pulau Penyengat menjadi gerobak listrik. Transportasi itu digunakan untuk membawa pengunjung berkeliling menikmati panorama alam dan objek wisata sejarah, religi, kuliner dan budaya di Pulau Penyengat.

"Ini salah satu wujud dukungan Pemprov Kepri terhadap penggunaan energi ramah lingkungan di Pulau Penyengat," demikian Junaidi.

Baca juga: BP Batam: Kapal Pelni pindah ke Terminal Bintang 99 pada 4 Desember


Pewarta : Ogen
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2024