Batam (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyampaikan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) upaya mendorong masyarakat untuk membantu keluarga dengan anak berisiko stunting.
Kepala BKKBN Kepri Rohina dalam keterangan yang diterima di Batam, Jumat, mengatakan Genting gerakan berbasis komunitas yang melibatkan individu, kelompok, perusahaan, dan pemerintah daerah sebagai orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting.
Gerakan itu bertujuan memberikan dukungan kepada keluarga kurang mampu yang memiliki risiko tinggi terhadap stunting, khususnya ibu hamil, ibu menyusui atau yang memiliki anak usia di bawah dua tahun (baduta), anak usia 0-23 bulan (baduta), dan balita usia 24-59 bulan.
Baca juga: KPU: Paslon Nizar-Novrizal unggul di Pilkada Lingga 2024
“Dukungan ini dapat berupa bantuan nutrisi dan non-nutrisi. Bantuan nutrisi yang merupakan pemberian pangan lokal kaya protein hewani dengan kecukupan gizi dalam bentuk makanan lengkap siap santap atau kudapan,” kata dia.
Ia menjelaskan nutrisi diberikan berdasarkan standar minimal, Rp15.000/hari/orang selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
“Pemberian bantuan nutrisi dapat dilakukan secara kolektif, dengan durasi disesuaikan dengan usia anak hingga usianya mencapai 2 tahun,” ujar dia.
Dukungan lainnya, berupa bantuan non-nutrisi, seperti perbaikan jamban dan rumah layak huni, akses air bersih, dan edukasi pencegahan (remaja, calon pengantin) dan penanganan (edukasi ibu hamil, pengasuhan, peningkatan kapasitas ekonomi).
“Kenapa Genting itu penting? Data menunjukkan bahwa satu dari lima balita di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis, yang memengaruhi tumbuh kembang fisik dan kecerdasan anak. Jika tidak segera ditangani, dampaknya akan meluas hingga ke daya saing generasi muda di masa depan,” kata Rohina.
Baca juga: Rudi-Rafiq unggul di tingkat kabupaten Karimun
Melalui Genting, BKKBN Kepri mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari individu hingga perusahaan, untuk menjadi bagian dari perubahan dalam mewujudkan visi Indonesia Maju pada 2045 dengan generasi yang lebih sehat dan produktif.
“Dengan semangat kebersamaan, Genting diharapkan menjadi model kolaborasi nasional yang mampu mengubah kehidupan jutaan anak Indonesia,” kata dia.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menjelaskan hal tersebut merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting melalui kepedulian para pihak sebagai orang tua asuh yang dilaksanakan oleh mitra dan difasilitasi oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) atau kader BKKBN.
”Negara punya kewajiban, tetapi jangan semuanya digantungkan kepada negara. Masyarakat juga bisa terlibat sebagai orang tua asuh. (Masyarakat dapat) memilih memberi bantuan, mau dalam bentuk nutrisi, non nutrisi, akses air bersih, atau edukasi, jadi sederhana saja, rakyat hari ini butuh kehadiran kita bersama," ujarnya.
Pola asuh yang tepat selama 1.000 HPK, katanya, kunci utama mengatasi stunting.
"Dengan bantuan orang tua asuh, keluarga-keluarga yang berisiko tinggi terhadap stunting dapat memperoleh dukungan yang sangat dibutuhkan," katanya.
Baca juga:
Polda Kepri dan Polisi Malaysia bahas pencegahan kejahatan internasional
KPU Karimun: Paslon IsRock dapatkan suara terbanyak di Pilkada 2024