Batam (ANTARA) - Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Dedy Suryadi mengatakan bahwa edukasi seksual perlu dikelola dengan bijak dengan pendekatan hati-hati kepada anak.

Menurut dia, meskipun edukasi seksual penting untuk meningkatkan pemahaman anak, metode penyampaiannya harus disesuaikan dengan budaya dan usia anak.

"Anak-anak di usia tertentu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika mendapatkan informasi, ada potensi mereka ingin mencoba sesuatu yang seharusnya belum waktunya mereka lakukan. Oleh karena itu, sex education harus dikelola dengan bijak dan tidak sembarangan,” ujarnya di Batam, Kamis.

Baca juga: Indeks kerukunan umat beragama Kepri peringkat dua nasional

Dedy menyoroti edukasi seksual yang dilaksanakan di sekolah dan pentingnya untuk beradaptasi dengan pelajar masa kini.

“Sekarang, dengan kemajuan teknologi, anak-anak bisa dengan mudah mengakses informasi melalui gawai jika misalnya dibahas di kelas. Mungkin juga di rumah tanpa pengawasan orang tua," tambahnya.

Menurut Dedy, penggunaan gawai oleh anak-anak, meskipun memiliki manfaat, juga membawa risiko, terutama terkait paparan konten yang tidak sesuai usia.

"Banyak anak sekarang sudah sangat terpapar dengan media digital seperti YouTube atau TikTok. Tanpa kontrol yang baik, mereka bisa mendapatkan informasi yang keliru atau tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya," kata dia pula.

Baca juga: KPU Kepri resmi tetapkan Ansar-Nyanyang sebagai kepala daerah terpilih

Ia juga menyoroti pentingnya menyesuaikan pendidikan seksual dengan konteks budaya Indonesia.

"Kami tidak bisa sepenuhnya menyamakan edukasi seksual di luar negeri dengan di sini. Budaya kita berbeda, sehingga edukasi ini harus disampaikan dengan cara yang sesuai, yang menanamkan nilai-nilai budi pekerti, moral dan agama," kata Dedy.

Ia menyarankan agar edukasi seksual lebih menekankan pada pemahaman tentang tubuh, menjaga diri, dan dampak dari perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab, dengan tetap memprioritaskan nilai-nilai moral dan budaya lokal.

Sebagai Kepala UPTD PPA Kota Batam, pihaknya mengaitkan pentingnya pemahaman anak terhadap edukasi seksual untuk mencegah kekerasan yang kerap terjadi, tetapi turut mengingatkan akan tantangan di lapangan.

Baca juga:
UPTD PPA Batam catat 218 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2024

Kemenag Batam prioritaskan 26 kuota haji lansia


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025