Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan IV 2024 tumbuh positif jika dibanding triwulan III tahun 2024 (q-to-q), yaitu dari 5,02 persen menjadi 6,94 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Kepri triwulan IV-2024 (q-to-q) menjadi yang tertinggi atau rangking I se-Pulau Sumatera," kata Kepala BPS Kepri Margaretha Ari Anggorowati di Tanjungpinang, Rabu.
Kepala BPS Kepri menyatakan struktur ekonomi Kepri triwulan IV-2024 masih didominasi oleh beberapa sektor utama, yaitu industri pengolahan (41,07 persen), lalu konstruksi (20,82 persen), dan pertambangan dan penggalian (9,87 persen).
Menurut dia, perekonomian Kepri secara umum masih ditopang Kota Batam sebagai kawasan industri yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
"Sekitar 80 persen lebih pergerakan ekonomi Kepri ditopang dari Batam," ungkapnya.
Sementara jika dilihat secara kumulatif, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Kepri tahun 2024 sebesar 5,02 persen atau tumbuh melambat jika dibanding tahun 2023 yang sebesar 5,16 persen.
Perekonomian Kepri tahun 2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp352,44 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp209,94 triliun.
Sementara, Sekda Kepri Adi Prihantara menyampaikan pemerintah daerah terus berupaya agar organisasi perangkat daerah (OPD) penghasil berinovasi dan berkreasi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, peningkatan ekonomi triwulan IV-2024 berkat kolaborasi antara pemerintah daerah dengan dunia usaha serta semua pihak terkait.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Kepri turut dipengaruhi oleh sektor pembangunan konstruksi yang rampung di akhir tahun dan jasa akomodasi serta transportasi yang meningkat menjelang akhir tahun 2024.
"Libur Natal dan Tahun Baru ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi 2024, termasuk sektor pariwisata yang berdampak pada perdagangan dan sebagainya," ucap Sekda.