Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mengajak warga yang bergejala tuberkulosis (TB) segera memeriksa dan berobat ke fasilitas kesehatan.

"Kami mengajak masyarakat bersama-sama mendukung penuntasan tuberkulosis, khususnya di wilayah Tanjungpinang," kata Kepala DinkesP2KB Tanjungpinang Rustam, di Tanjungpinang, Ahad.

Rustam menyebut penuntasan tuberkulosis merupakan program prioritas Presiden RI Prabowo, sebagaimana halnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang harus didukung daerah.

Baca juga: Senin, cuaca Kepri diprakirakan cerah hingga berawan

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat berpartisipasi agar tuberkulosis ini dapat dituntaskan. Pertama, memastikan seluruh warga masyarakat yang bergejala untuk mengunjungi layanan kesehatan.

Kedua, mereka yang positif atau kontak erat dengan penderita positif menjalani terapi sampai tuntas.

Ia menjelaskan ada beberapa gejala yang patut dicurigai sebagai tuberkulosis, yaitu batuk lebih dari tiga hari apalagi berdahak atau bahkan berdarah, berat badan menurun secara signifikan, kurang nafsu makan, hingga sering keluar keringat di malam hari tanpa aktivitas.

"Makin perlu waspada jika salah satu gejala tersebut terjadi pada orang dengan HIV/AIDS, perokok, ibu hamil dan pengidap diabetes," ungkapnya.

Ia menyampaikan saat ini layanan tuberkolosis telah tersedia di seluruh rumah sakit, puskesmas, klinik dan praktik mandiri dokter. Setidaknya enam praktik dokter dan 40 klinik di Tanjungpinang sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dalam pelayanan tuberkulosis.

Baca juga: BWS Sumatera IV Batam tutup sementara pintu masuk ke Embung Sebayar di Natuna

Ia memaparkan pada tahun 2024 dilaporkan ada 8.384 orang terduga tuberkulosis dan 834 di antaranya dinyatakan positif. Sedangkan pada 2025 sampai 26 Februari dilaporkan ada 1.259 orang terduga tuberkulosis dan 113 di antaranya dinyatakan positif.

Namun, ia menyayangkan tidak semua penderita tuberkulosis yang dinyatakan positif bersedia mengikuti pengobatan. Setidaknya ada 87 penderita tuberkulosis di Tanjungpinang pada tahun 2024 yang tidak mengikuti pengobatan.

Untuk bisa menuntaskan tuberkulosis, menurut Rustam, bukan hanya orang yang positif TB saja yang harus berobat, tetapi juga orang yang kontak erat dengan penderita pun harus ikut berobat walaupun hasil pemeriksaannya negatif, namanya Terapi Pencegahan TB (TPT).

"Bayangkan saja kalau 87 orang yang tidak berobat ini kontak erat dengan rata rata 10 orang saja, maka akan terdapat 870 orang lainnya yang potensial ikut tertular tuberkulosis," ungkapnya.

Baca juga: Dinkes Batam: Faktor lingkungan salah satu sebab kasus DBD naik

Dia menambahkan terapi pencegahan tuberkulosis saat ini tersedia obat yang cukup diminum satu minggu sekali dan jangka waktunya juga lebih pendek yaitu tiga bulan.

Sedangkan untuk pengobatan tuberkulosis positif, obatnya harus diminum tiap hari dan jangka waktunya juga lebih panjang, yaitu enam bulan.

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius terutama mempengaruhi paru-paru.

Baca juga:
BPS: 76,08 persen pasangan usia subur di Batam menggunakan program keluarga berencana

Gubernur Ansar dan Wagub Nyanyang berbuka puasa bersama ribuan masyarakat


Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025