Batam (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Kepulauan Riau, menjalin kerja sama antar daerah (KAD) dalam memenuhi kebutuhan bahan baku santan atau kelapa guna menstabilkan harga jual komoditas itu.

Kepala Bidang Pasar Disperindag Kota Batam Elfasi di Batam, Selasa, mengatakan saat ini harga santan murni tembus Rp46 ribu per kilogram dari sebelumnya berkisar Rp26 ribu hingga Rp30 per kilogram di daerah itu.

Elfasi mengatakan kenaikan harga itu seiring dengan peningkatan konsumsi selama Ramadhan, sehingga permintaan melonjak drastis.

"Dalam kondisi normal, misalnya, kebutuhan santan di Batam sekitar 5 ton per hari. Tapi saat Ramadhan, bisa meningkat hingga 7-8 ton per hari,” kata Elfasi.

Ia menyampaikan pasokan kelapa untuk Kota Batam dipenuhi dari wilayah Bintan, Tembilahan dan Dumai.

Ia memastikan pasokan untuk kebutuhan santan murni masih tersedia.

"Kepri sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan kelapa untuk produksi santan di Batam, sehingga kerja sama dengan daerah lain sangat diperlukan," ujar dia.

Elfasi mengatakan kenaikan harga bahan pokok menjelang hari besar seperti Ramadhan dan Idul Fitri merupakan fenomena biasa.

Ia menyampaikan lonjakan harga sering kali disebabkan oleh kepanikan masyarakat.

"Contohnya cabai, ketika mendekati puasa atau Lebaran, orang-orang membeli dalam jumlah lebih banyak untuk stok. Ketika mindset ini terjadi secara massal, permintaan naik, dan otomatis harga ikut naik," ujar dia.

Usai melakukan sidak ke Pasar Mitra Raya Batam Center, Ketua Komisi II DPRD Kota Batam Muhammad Yunus Muda mengatakan perhatian sidak itu tertuju pada ketersediaan dan harga sejumlah kebutuhan pokok, terutama santan yang sering menjadi bahan utama dalam berbagai hidangan selama bulan Ramadhan.

Ia menyebutkan perlu adanya kerja sama antara Pemkot Batam dan pihak terkait agar ketersediaan bahan pangan tidak mengalami kendala, salah satunya bahan baku santan.

Menurut Yunus, perlu adanya kerja sama antara Pemkot Batam dan pihak terkait agar ketersediaan bahan pangan tidak mengalami kendala.

“Potensi kelapa di Batam yang sebenarnya bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk memenuhi kebutuhan santan di daerah tersebut. Kalau kelapa ini, Batam sebenarnya punya potensi. Tinggal bagaimana pemerintah mengelolanya. Persoalannya, jika semua pasokan berasal dari luar daerah, kita akan rentan terhadap gangguan distribusi," ujar dia.

Dari hasil sidak tersebut, DPRD Batam berencana untuk membahas lebih lanjut strategi pengamanan stok pangan dengan Disperindag.

Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga dan harga tetap stabil selama Ramadhan hingga Idul Fitri.

“DPRD juga mendorong pemerintah daerah agar lebih serius dalam memanfaatkan potensi lokal, khususnya dalam produksi kelapa dan bahan pangan lainnya, untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah,” kata Yunus.

 


Pewarta : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2025