Tanjungpinang (ANTARA) - BPS mencatat Produksi padi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang tahun 2024 mengalami penurunan 5,84 persen atau 18,92 ton gabah kering giling (GKG) dibanding tahun 2023, yaitu dari 324,01 ton GKG menjadi 305,09 GKG.

Kepala BPS Kepri Margaretha Ari Anggorowati menjelaskan penurunan produksi padi pada 2024 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Kabupaten Lingga, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Karimun.

"Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mengalami kenaikan produksi padi, misalnya Kabupaten Bintan dan Kabupaten Natuna," katanya di Tanjungpinang, Rabu.

Baca juga: Pengangkatan CASN Batam tahap pertama ditargetkan bulan Juni

Margaretha menyampaikan penurunan produksi padi yang cukup signifikan terjadi di Lingga dan Anambas, karena pada tahun 2023 di Lingga terdapat program perbenihan padi dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kepri, di mana para petani mendapat bantuan sumber daya untuk penanaman padi dan pemantauan terkait program tersebut.

Sedangkan pada tahun 2024, kata dia,
program tersebut di Lingga tidak berlanjut dan berpindah ke kelompok tani Poyotomo, Bintan.

"Sementara di Anambas, pada tahun 2024 masih terdapat perbaikan irigasi di Desa Bukit Padi yang dimulai awal tahun 2023 dan belum selesai hingga saat ini," ujarnya.

Selain itu, penurunan produksi padi juga terjadi pada Kabupaten Karimun imbas perpindahan penanaman padi ke lahan bukan sawah pada tahun 2024, dan belum menjadi titik amatan KSA padi karena masih dalam proses pemantauan.

Baca juga: Pemprov Kepri alokasikan dana Rp25 miliar untuk bangun ruang kelas baru

Margaretha melanjutkan produksi padi di Kepri tertinggi pada 2024 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 73,79 ton GKG. Sementara produksi terendah terjadi pada Bulan Agustus, yaitu sebesar 0,00 ton GKG atau tidak ada produksi padi.

Ia menerangkan jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi di Kepri sepanjang Januari hingga Desember 2024 setara dengan 174,59 ton beras, atau turun sebesar 10,82 ton (5,84 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 185,41 ton.

Produksi beras tertinggi pada 2024 terjadi pada Bulan Februari, yaitu sebesar 42,23 ton. Sementara produksi beras terendah terjadi pada Bulan Agustus, yaitu sebesar 0,00 ton atau tidak ada produksi beras.

Ia menambahkan pada Januari 2025, produksi beras di Kepri diperkirakan sebanyak 13,12 ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2025 ialah sebesar 67,53 ton.

"Dengan demikian, potensi produksi beras pada Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 80,65 ton beras atau mengalami penurunan sebesar 16,89 ton (17,32 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada periode yang sama tahun 2024 sebesar 97,54 ton beras," demikian Kepala BPS Kepri.

Baca juga:
Program MBG di Batam kembali dilanjutkan mulai 14 April 2025

Tingkat kehadiran pegawai Pemprov Kepri di hari pertama kerja 98 persen


Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025