Batam (ANTARA Kepri) - Kegiatan ekspor cacing laut pumpun Batam ke Jepang terhenti sementara karena Negara Matahari Terbit memasuki musim dingin.
       
"Sudah tidak ekspor lagi, karena di Jepang musim salju," kata pencari cacing, Nur, di Batam, Rabu.
       
Ia mengatakan ekspor cacing laut ke Jepang biasanya mulai April hingga September, sedang enam bulan lainnya Jepang tidak menerima cacing yang konon bisa menyembuhkan penyakit itu.
       
Cacing laut biasa ditemukan di sepanjang pantai selatan Pulau Batam dan pulau-pulau kecil di selatan Pulau Batam biasa diekspor hingga Jepang.
      
Pengumpul cacing, kata dia, baru saja menghentikan pengumpulan pumpun dari para pencari pada Rabu (19/9).
       
Akibat Jepang menghentikan impor cacing laut, maka para pencari cacing terpaksa menghentikan kegiatan mereka.
       
"Sekarang tidak ada lagi yang cari cacing," kata Nur.
       
Padahal mencari cacing laut sudah menjadi mata pencarian sampingan warga selain mencari ketam, ikan dan lainnya dari karang.
       
Ekspor cacing laut Batam sudah dilakukan warga sejak 2010. Setiap hari warga mengumpulkan ratusan cacing yang dimasukkan dalam sedotan khusus.
       
"Kalau di sini (pantai Batam) sedikit, paling dapat 30, tapi kalau ke pulau-pulau bisa dapat 80 cacing satu hari," kata Nur bercerita.
       
Cacing laut hidup di dalam pasir pantai. Untuk mengambilnya, warga menggunakan air beras sebagai pemancing agar cacing ke luar.
       
Air beras dicipratkan ke pasir, kemudian, menggunakan kain, warga mengambil cacing yang menggigit kain.
       
"Cacingnya panjang sekali, tariknya harus pelan-pelan, kalau tidak, putus," kata dia.
       
Para pencari cacing laut biasa tinggal di Kampung Tua Tanjung Piayu Laut.
       
Warga tidak perlu mencari jauh-jauh, cukup di kolong dan pekarangan rumah panggung mereka yang berdiri di atas air laut.(Y011/N005)

Editor: Dedi

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024