Tanjungpinang (ANTARA) - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Kepulauan Riau (Kepri) menyebutkan nilai ekspor perikanan daerah itu mencapai sekitar Rp354 miliar per tahun.
"Misalnya pada tahun 2023 volume ekspor ikan segar di kisaran 12.843 ton atau setara Rp354 miliar," kata Pj Kepala Satuan Pelayanan Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang BKHIT Kepri Dwi Sulistiyono di Tanjungpinang, Sabtu.
Dwi menyebut rata-rata frekuensi ekspor ikan segar di Kepri mencapai 4.200 kali pengiriman atau shipment dalam setahun, dengan negara tujuan ekspor seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Australia serta Amerika. Adapun 85 persen pasar ekspor didominasi Singapura.
Jenis ikan yang diekspor beragam, mulai dari kerapu, kaci, kakap dan paling dominan tenggiri.
Selain ikan segar, Kepri juga mengekspor ikan hidup tujuan Hong Kong, seperti kerapu sunuk, kerapu tiger, kerapu cantang, lobster serta napoleon dengan nilai jual paling tinggi. Frekuensi ekspor ikan hidup per tahun berkisar 60 sampai 70 kali pengiriman.
"Tahun 2023, ekspor ikan hidup tujuan Hong Kong tercatat sekitar 22 ribu ekor, dengan nilai ekonomis sekitar Rp32 miliar," ungkap Dwi.
Dia menyampaikan ikan-ikan yang diekspor dari Kepri sepenuhnya dihasilkan nelayan setempat. Kegiatan ekspor dilakukan melalui eksportir yang memang sudah memiliki badan hukum dalam bentuk CV atau PT.
Sesuai ketentuan, kata dia, produk ikan yang akan ekspor tersebut harus dilaporkan ke BKHIT Kepri guna dilakukan pemeriksaan/pengujian kesehatan sebelum diekspor.
Ia mencontohkan untuk pengujian ikan hidup, pelaporan maksimal satu hari sebelum keberangkatan supaya memberikan rentang maksimal dalam hal pemeriksaan kesehatan.
Selanjutnya, petugas BKHIT akan melakukan pengambilan sampel ikan untuk diuji secara laboratoris sesuai persyaratan di negara tujuan ekspor.
"Setelah dinyatakan bebas penyakit, baru kami terbitkan sertifikat kesehatan sebagai jaminan bahwa ikan yang dilalulintaskan dari Kepri sudah bebas penyakit," ungkap Dwi.
Dwi turut menambahkan dengan letak geografis Kepri yang terdiri dari 96 persen lautan, ke depan diharapkan ekspor ikan semakin meningkat sebagai penyumbang devisa negara sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong akselerasi percepatan dan peningkatan ekspor ke negara tujuan dengan menggandeng semua stakeholder terkait, terutama para pelaku usaha supaya meningkatkan mutu produk sehingga memenuhi standar dan penerimaan di negara tujuan.
"Kami intens berkoordinasi dengan pemda maupun bea cukai terkait percepatan pemenuhan regulasi ekspor, sehingga ke depan ekspor perikanan di Kepri bisa lebih efektif, efisien dan meningkat," demikian Dwi.
Komentar