Kota Gaza, Palestina (ANTARA) - Hamas mengecam keras pernyataan anggota Kongres AS Randy Fine yang menyerukan penggunaan bom nuklir di Jalur Gaza. Kelompok perlawanan Palestina tersebut menyebut pernyataan itu "hasutan" untuk melakukan genosida terhadap rakyat.
"Seruan ekstremis ini adalah kejahatan besar dan memperlihatkan mentalitas fasis rasis yang menguasai pikiran politisi Amerika," kata Hamas dalam pernyataannya pada Jumat.
Seruan oleh politikus AS dari partai Republik itu dinilai Hamas melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa.
Kelompok itu menekankan bahwa seruan Fine tersebut menghasut publik untuk menggunakan senjata pemusnah massal terhadap lebih dari 2 juta warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Hamas juga menyatakan bahwa seruan "mengerikan" itu tidak akan melemahkan perjuangan Palestina, tetapi "lagi-lagi mengungkap wajah asli" Israel dan "para pendukungnya."
Dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis, Fine mengatakan bahwa Gaza harus "dibombardir dengan nuklir." Dia menyamakan wilayah kantong Palestina itu dengan Hiroshima dan Nagasaki.
AS menjatuhkan bom atom di kedua kota di Jepang itu saat Perang Dunia II, yang menewaskan sekitar 215.000 korban dalam beberapa bulan pertama setelahnya.
Sumber: Anadolu
Fadli Zon...
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa upaya-upaya menghapuskan identitas warga bangsa Palestina kerap terlupakan padahal itu merupakan bagian dari rencana jahat penjajah Israel.
Penegasan itu disampaikan Fadli pada acara peringatan 77 tahun Peristiwa Nakba yang digelar Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Kamis malam.
Menurut dia, genosida yang saat ini terjadi di Gaza bukan hanya genosida terhadap kemanusiaan, tetapi juga terhadap identitas budaya dan peradaban.
Tahun ini, rakyat Palestina memperingati 77 tahun Al-Nakba, sebuah peristiwa tragis yang terjadi pada 1947-1948 yang mengakibatkan pengusiran dan pembersihan etnis massal terhadap penduduk Palestina dari tanah air mereka.
"Yang masih kita saksikan hingga kini lebih mengerikan lagi. Ini bukan Nakba namun sebuah genosida yang sejak 2023 telah merenggut lebih dari 50.000 nyawa," kata menteri kelahiran 1 Juni 1971 ini.
Melalui peringatan Al-Nakba ini, semoga selalu diingat bahwa bangsa Indonesia mempunyai komitmen sesuai dengan amanah konstitusi bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, kata Fadli.
Dia menegaskan bahwa baik pemerintah, parlemen, maupun rakyat Indonesia selalu mendukung Palestina dan berharap dalam waktu dekat ini Palestina bisa merdeka.
"Indonesia memiliki komitmen seperti yang selalu disampaikan Presiden Prabowo Subianto. Semoga rakyat Palestina dapat memperoleh kembali tanah, kehidupan, kehormatan, dan kemerdekaan mereka," kata Fadli.
Untuk saat ini, menghentikan genosida, yang dilakukan penjajah Israel secara terang-terangan, menjadi upaya terpenting saat ini dalam konflik tersebut, katanya.
"Kita harus hentikan ini demi kemanusiaan dan setelah itu bersama-sama dengan negara-negara lain melakukan restorasi dan revitalisasi terhadap kerusakan akibat ulah Israel," katanya.
Selain itu, konsistensi dalam mendukung kemerdekaan dan menyuarakan Palestina tanpa henti juga dibutuhkan rakyat dan pemerintah Palestina, katanya menambahkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Politikus AS minta Gaza dibom dengan nuklir, Hamas: "Mengerikan"