Moskow (ANTARA) - Kantor Ombudsman Peru mengatakan satu orang tewas dan 102 lainnya terluka dalam aksi demonstrasi antipemerintah yang pecah di Lima, ibu kota Peru, pada Kamis.

Sebagaimana dilaporkan harian La Republica, para demonstran menuntut pengunduran diri Presiden baru Jose Jeri dan anggota Kongres, serta mencabut sejumlah undang-undang yang dinilai memperburuk tingkat kejahatan di negara itu.

“Saya berduka harus melaporkan kematian seorang warga dalam insiden yang masih diselidiki,” kata pejabat Ombudsman Fernando Lozada kepada radio RPP.

Lozada menyebut pihaknya masih menyelidiki penyebab korban tewas apakah karena tembakan atau lainnya. 

“Hingga saat ini, staf kantor Ombudsman melaporkan bahwa 102 orang terluka telah dirawat di rumah sakit, terdiri atas 24 warga sipil dan 78 petugas polisi,” demikian pernyataan lembaga tersebut melalui akun X (dahulu Twitter).

Pihaknya juga melaporkan 10 orang telah ditahan terkait aksi tersebut.

Kerusuhan itu terjadi setelah ratusan demonstran berkumpul di depan gedung Kongres Peru pada 10 Oktober, menyusul keputusan parlemen untuk memakzulkan Presiden Dina Boluarte. Mantan Ketua Kongres Jose Jeri kemudian dilantik menggantikan Boluarte sebagai presiden.

Peru tengah menghadapi krisis keamanan yang memburuk dalam beberapa tahun terakhir, ditandai dengan meningkatnya kasus pembunuhan, perampokan, pemerasan, dan ancaman terhadap pelaku usaha kecil oleh kelompok kriminal.

Meningkatnya ketidakamanan ini berulang kali memicu gelombang pemogokan dan demonstrasi warga di berbagai wilayah, menambah tekanan terhadap pemerintah yang baru terbentuk.

Pihak berwenang mengatakan sedang melakukan penyelidikan atas kematian korban dan luka-luka yang dialami para pengunjuk rasa maupun aparat keamanan.

Pemerintah juga menyerukan agar masyarakat tetap tenang dan menahan diri dari tindakan kekerasan saat proses hukum berjalan.

Sumber: Sputnik-OANA

 

 

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satu tewas, 102 terluka dalam aksi antipemerintah di Peru


Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Laily Rahmawaty
Copyright © ANTARA 2025