Batam (ANTARA) - Wali Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Amsakar Achmad menyebutkan bahwa distribusi dan transportasi bahan pokok ke kota itu berjalan lancar akibat konektivitas yang baik.

 

“Di Batam ini relatif tidak ada persoalan dengan transportasi untuk bahan pokok dan komoditas yang masuk,” ujar Amsakar di Batam, Selasa.

Ia menyebutkan hal tersebut saat menanggapi keluhan pedagang eceran tentang harga transportasi pemasok yang cenderung mahal dan fluktuatif.

Menurutnya, akses Batam terhadap jalur perdagangan nasional sangat terbuka, baik melalui laut maupun udara.

Batam terhubung langsung ke sejumlah daerah besar di Indonesia seperti Sumatera Utara, Jakarta, Surabaya, hingga Makassar dan Papua, katanya.

“Batam ini terkoneksi ke semua daerah di Indonesia. Ada yang langsung, ada yang tidak langsung, tapi semuanya nyambung. Melalui laut dari Kijang ke Batam, dari Batam ke Tanjung Priok, bahkan bisa lanjut ke Sulawesi. Begitu juga lewat udara, dari Batam bisa langsung ke Jakarta, Jogja, Surabaya, hingga Makassar,” kata dia.

Ia menilai, dengan jumlah penduduk yang besar, sekitar 1,3 juta jiwa, aktivitas perdagangan dan distribusi di Batam justru efisien dan membuat biaya transportasi distributor lebih kompetitif.

Baca juga: BPK Kepri usulkan tradisi teater Mak Yong jadi warisan budaya di tingkat dunia

“Kalau memobilisasi barang dalam jumlah besar, tentu biaya per unitnya lebih murah. Jadi secara umum Batam tidak punya masalah transportasi,” tambahnya.

Amsakar juga mencontohkan salah satu komoditas yang rutin masuk ke Batam, yakni cabai dari Lombok yang dikirim menggunakan jalur udara.

Meski pasokan aman, beberapa harga bahan pokok memang mengalami fluktuasi. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam per 20 Oktober, harga cabai keriting naik dari Rp60 ribu menjadi Rp85 ribu per kilogram.

Cabai rawit merah stabil di kisaran Rp50 ribu, sementara cabai rawit hijau naik dari Rp30 ribu menjadi Rp36 ribu per kilogram.

Untuk bawang merah dan bawang putih, harga masih stabil di kisaran Rp29-30 ribu dan Rp22 ribu per kilogram.

Komoditas lain seperti gula, minyak goreng, dan telur ayam juga relatif tidak mengalami perubahan signifikan, dengan harga telur ayam berkisar Rp50 ribu per papan.

Sebagai solusi, Amsakar mendorong pelaku usaha kecil agar memperkuat kerja sama dengan distributor besar untuk menjaga rantai pasok tetap stabil.

“Saya harap para pedagang eceran bisa bermitra dengan pedagang besar atau distributor besar, supaya distribusi barang di Batam tetap lancar dan harga tetap terkendali,” tutupnya.

Baca juga: Polda Kepri usut rekrutmen ABK MT Shin Xing

Baca juga: Pemkot Batam segera miliki pusat taman budaya


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Nadilla
Copyright © ANTARA 2025