Batam (Antara Kepri) - Kamar Dagang dan Industri Batam memperkirakan jika usulan kenaikan tarif listrik sebesar 8-9 persen disepakati maka industri kecil menengah sangat terdampak dan harus merombak komposisi biaya produksinya.

"Penyesuaian tarif listrik 8-9 persen yang diusulkan PT PLN Batam (anak perusahaan PT PLN Persero) akan berdampak sangat besar mempengaruhi biaya produksi sejumlah industri," kata Wakil Ketua Bidang Migas dan Pertambangan Kadin Kota Batam Tony Siahaan di Batam, Senin.

Perombakan struktur biaya produksi, kata dia, harus dilakukan pelaku industri karena kenaikan tentu akan sangat membebani proses produksi.

Saat ini, kata Tony, bobot tarif listrik sejumlah industri diperkirakan cukup besar dan beragam mulai dari 20 hingga 30 persen dari total biaya produksi.

"Sejumlah sektor industri kecil termasuk UKM yang mengoperasikan mesin untuk produksi akan mengalami dampak yang signifikan jika kenaikan disetujui," kata dia.

Beberapa industri yang akan sangat terdampak, kata dia, di antaranya industri garmen, penggilingan kacang kedelai yang memproduksi tempe/tahu, kerajinan kayu, produsen plastik, perajin kue, penghasil bumbu masak hingga pedagang kios.

Selain itu, kata dia, sektor jasa seperti perhotelan juga akan terkena dampak kenaikan listrik mengingat sektor itu memiliki jadwal beban puncak perhari sejak pukul dua siang.

"Kalau semua naik, efeknya juga ke masyarakat. Semua akan dibebankan pada masyarakat," katanya.

Tony menilai, sebenarnya beban dan tarif yang saat ini berlaku di Batam masih tinggi dibandingkan dengan tarif di daerah lain sehingga menilai penyesuaian belum perlu.

Direktur Operasional PT PLN Tagor Sidjabat mengatakan sejak Desember 2013 hingga April 2014 mencatat rugi kurs sebesar Rp10 miliar. (Antara)

Editor: Rusdianto

Pewarta :
Editor : Jo Seng Bie
Copyright © ANTARA 2024