Batam (Antara Kepri) - Pendapatan Asli Daerah Kota Batam, Kepulauan Riau, pada tahun 2014 dari sektor pariwisata tercatat sebanyak Rp127 miliar atau mencapai 21,02 persen dari total PAD.

"Tiap tahun, kontribusi PAD dari sektor pariwisata terus meningkat," kata Wakil Wali Kota Batam H. Rudi di Batam, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pada tahun 2013, kontribusi pariwisata sebanyak 18 persen atau Rp106 miliar dan pada 2014 meningkat menjadi Rp127 miliar atau 21,02 persen.

Pendapatan dari sektor pariwisata itu berasal dari pajak hotel, restoran dan pajak hiburan.

Meningkatnya jumlah penerimaan pajak bidang pariwisata seiring dengan terus bertambahnya angka kunjungan wisatawan mancanegara ke kota itu.

"Jumlah kunjungan wisatawan hingga akhir Desember 2014 mencapai 1.454.110 orang, berarti mengalami peningkatan sekitar 8,81 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama 2013," katanya.

Ia menuturkan bahwa pada tahun 2010 ketika pemerintah kota memulai Program Visit Batam, jumlah wisman yang tiba di Batam berjumlah 1.007.446 orang, angka itu meningkat menjadi 1.161.581 orang pada tahun 2011, kemudian 1.219.608 orang pada tahun 2012 dan 1.336.430 orang pada tahun 2013.

"Angka itu menempatkan Batam sebagai daerah ketiga terbesar penyumbang wisman di Indonesia setelah Bali dan Jakarta," kata Wakil Wali Kota, Rudi.

Pariwisata Batam memiliki banyak potensi yang sebagian di antaranya sudah dikembangkan yaitu wisata budaya, wisata bahari, wisata olahraga, wisata belanja, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata religi, ekowisata dan wisata perkebunan serta "Meeting, Incentive, Conference and Exhibition" (MICE).

Sementara itu, untuk mendorong percepatan pembangunan pariwisata, Pemkot menyusun Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah yang membagi Batam ke dalam tiga zona agar pengembangan industri pariwisata di daerah itu terfokus.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Yusfa Hendri menatakan tiga Kawasan Pembangunan Pariwisata (KPP), yaitu KPP Pulau Batam, KPP Pulau Bulang dan Pulau Belakangpadang serta KPP Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.

KPP Pulau Batam dibangun khusus untuk industri MICE, sesuai dengan penetapan Batam sebagai Kota MICE, katanya.

Kemudian KPP Pulau Bulang dan Pulau Belakangpadang khusus untuk budaya dan kuliner. Selama ini pulau-pulau di sekitar Bulang dan Belakangpadang memang terkenal dengan budaya dan kuliner. Kesenian Makyong yang sudah hampir punah misalnya, masih bisa ditemui di pulau-pulau sekitar Pulau Bulang dan Pulau Belakangpadang.

Dan KPP Pulau Galang dan Pulau Galangbaru dikembangkan sebagai agrowisata, minat khusus dan bahari. (Antara)

Editor: Rusdianto

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024